Mohon tunggu...
wahyusinangsih
wahyusinangsih Mohon Tunggu... Lainnya - penyuluh

Orang yang senang puisi dan dongeng

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

kisah Penjahit berangkat Umroh

26 Januari 2025   09:55 Diperbarui: 26 Januari 2025   09:55 25
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Mbah MurjilahInput Keterangan & Sumber Gambar (Contoh: Foto Langit Malam (Sumber: Freepik/Kredit Foto))

Kisah Mbah Murjilah berawal saat kami berada satu kamar di Hotel Concode Madinah Umroh Januari 2025 bersama biro Umroh Firdaus Mulia Abadi (FMA) bersama denga KBIHU Aisyiyah Bantul.

Mbah Murjilah usia sekitar 60 tahuan yang beralamatkan di Seloharjo Pundong ini mempunyai 2 anak yang sudah mempunyai pekerjaan dan rumah sendiri. Sehingga ia hanya bersama suami di rumahnya. Saat ada pengajian walimahan tetangga rumah yang memberi tausyiyah marsudi Iman yang menceritakan alangkah indahnya bulan Madu di mekkah  Al Mukaromah atau Umroh . Maka berbekal tabungan yang ia simpan dari hasil menjahit baju tetangga juga teman-temannya. Sebelum ia menjahit sendiri dulu bergabung dengan salah satu modiste namu karena punya anak-anak kecil dan menjahit dijadikan sambilan akhirnya resend dari modiste kemudian usaha sendiri. Seiring berjalannya waktu Mbah murjilah bisa membantu suami biaya sekolah anak-anak hingga berkeluarga.

Yang berkesan saat di Madinah adalah baju ihrom saya yang robek dijahit dengan tangannya sendiri termasuk baju gamis yang kedodoran. Tidak banyak orang dengan usia tersebut menjahit dengan tangan sendiri.  Berkesan lagi saat di Mekkah saat Umroh pertama ternyata beliau agak pusing dan kita berhenti sejenak lalu melanjutkan sa'i yang tinggal satu putaran. Alhamdulillah dapat selesai dengan baik. Di hari berikutnya umroh yang kedua juga membuat saya selalu cek karena kondisi masih pusing, alhamdulillah juga sudah selesai.

Kata-kata mbah Mur saat itu" bu wahyu terimakasih bantuannya,  walaupun tidak berpendidikan tinggi hanya penjahit saya bisa ke Tanah Suci  Mekkah dan Madinah". Saya juga berterimakasih baju ihrom dan gamis menjadi lebih rapi atas sentuhan tangannya.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun