Mohon tunggu...
Wahyu Septiarki
Wahyu Septiarki Mohon Tunggu... -

Founder of Ledakan Revolusi. Co-Founder of Proton Training Center.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Cita dan Cinta

14 April 2010   02:14 Diperbarui: 26 Juni 2015   16:48 110
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[gallery] Cita dan Cinta. Dua kata yang hampir selalu bersama. Biasanya didengungkan oleh dua manusia yang sedang dilanda asmara. Cita adalah kata tunggal dari cita-cita. Yang sering saya sebut sebagai MIMPI. Sebuah keinginan membara yang dikolaborasikan dengan tujuan yang jelas dan detil. Sedangkan cinta? Ah, sepertinya semua manusia bisa mendefinisikan kata sakral ini dengan pemahamannya sendiri. Yang sering saya temui, mereka yang menemukan dan merasakan cinta, merasa orang paling BAHAGIA di dunia. Semua kejadian adalah INDAH untuk mereka yang dilanda cinta.

Lalu? Lebih penting mana? Cita atau Cinta?

Dalam realita, cita-cita atau mimpi sangat penting bagi seorang yang sedang memadu cinta. Banyak orang bilang, "Hari gini cuma modal cinta?!?" Saya sedikit banyak setuju dengan ungkapan itu. Bukan, bukannya saya mengesampingkan 'rasa' dalam cinta. Rasa itu perlu bahkan krusial. But, please be realistic! Cita adalah salah satu dari spirit cinta.

Gak percaya?

Fakta di lapangan mengatakan bahwa para wanita lebih memilih pria yang memiliki tujuan yang jelas dalam hidupnya. Seorang VISIONER. Dimana sang wanita akan ikut tenggelam dalam petualangan si pria dalam mewujudkan cita-citanya. Jangan heran bila hampir semua public figure pasti digilai wanita. Wanita menyukai pria petualang. Bukan pria yang hanya 'begitu-begitu' saja. Begitu juga buat sang pria. Se-'nakal-nakal'-nya pria, mereka akan mencari sosok yang benar-benar wanita. Biasanya sosok contoh wanita yang mereka inginkan adalah seperti ibu mereka. Wanita rumah tangga, partner suami sekaligus bisa mengaktualisasikan diri di luar rumah. Seorang wanita yang menonjol di bidang yang disukainya dan menjadi pionir bagi sebagian wanita yang lain. Seharusnya, wanita meningkatkan semua abilities yang dibutuhkan oleh keluarganya nanti. Baik untuk suami atau anak-anaknya. Macak-masak-manak, itu dasar. Ditambah dengan tingkat kompetensi di bidang yang mereka sukai dan ilmu agama yang mumpuni akan menghasilkan seorang wanita idaman. Bukan seorang gadis yang mengaku sebagai wanita dimana mereka hanya berkutat pada 3 hal, Fashion, Fun, and Female. Jadi, baik pria maupun wanita, jadilah manusia yang VISIONER. Menyiapkan diri menjadi nakhkoda dan navigator terbaik di bahtera rumah tangga mereka kelak. Seorang yang memiliki cita pasti akan dengan mudah menemukan cintanya. Lalu, cinta. Cinta sangatlah penting dalam mewujudkan cita. Mewujudkan mimpi. Apa jadinya tungku tanpa bara di dalamnya? Apa jadinya sebuah motor balap tanpa bensin? Nol! Tidak berguna. Hanya seonggok benda yang tidak memiliki daya. Cita atau mimpi yang benar adalah sebuah keinginan yang membara diiringi dengan kegigihan, dan tujuan yang jelas dimana kegigihan dan bara keinginan tidak akan tersulut tanpa cinta. Confucius pernah berpetuah bahwa, “Carilah pekerjaan dimana engkau tidak merasa tidak bekerja.”

Apa artinya?

Carilah pekerjaan yang kau cintai. Atau, cintailah pekerjaanmu. Bukankah pekerjaan seperti itu adalah impian kita? Cita kita? Tidak heran, hampir semua manusia sukses mengatakan, “Ini mimpi saya." atau "Ini memang cita-cita saya.” Itu memang mereka menikmati pekerjaan mereka. Mencintai apa yang mereka lakukan. Pekerjaan yang biasanya adalah mimpi mereka. Jadi, pilihlah pekerjaan/aktivitas yang kita jalani. Yang kita cintai. Tak perlu malu untuk bermimpi. Tak perlu takut untuk gagal sebelum mimpi itu terwujud. Seperti kata Napoleon Hill, “Setiap kegagalan membawa benih kesuksesan yang sama.” Seorang yang memiliki cinta pasti akan dengan mudah menggapai citanya. Kembali ke pertanyaan di awal artikel ini,

Lebih penting mana?

Terus terang, saya tidak bisa menjawabnya. Dengan akurat, tepatnya. Karena dua kata itu bisa dijalani bersama-sama bahkan mendukung satu sama lain. Mungkin saat kita sedang mewujudkan cita-cita kita akan menemui cinta sejati kita, seorang pasangan yang kita idamkan. Atau, kita menjadi gigih mewujudkan cita-cita karena telah ditunggu pasangan kita. Cinta kita. Seorang manusia yang memiliki cita, pastilah akan dengan mudah menemui cintanya. Begitu juga sebaliknya, manusia yang memiliki cinta akan dimudahkan menggapai citanya. Buat kalian, penting mana? Cita atau cinta? Regards, Ledakan Revolusi

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun