Mohon tunggu...
Wahyu Septiarki
Wahyu Septiarki Mohon Tunggu... -

Founder of Ledakan Revolusi. Co-Founder of Proton Training Center.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Berani (berhenti) Bermimpi?

11 Maret 2010   13:18 Diperbarui: 26 Juni 2015   17:29 248
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pemerintahan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Mimpi. Mimpi itu penting. Sangat penting bagi pemimpi seperti saya. Tapi, bagaimana dengan manusia yg tidak bisa, tidak mampu atau bahkan berani berhenti bermimpi?

Dari pengalaman saya, sebagian orang meragukan mimpinya sendiri karena keterbatasan materi yg lazim ditemukan di negeri ini. Semua quote, kisah, dan contoh bahkan pengalaman saya yg berkaitan dg mimpi kadang tidak membuat mereka tergerak. Bahkan, pernah suatu kali, ada seseorang yg bercerita pada saya bahwa dia pernah 'marah' kepada Tuhan. Menyesali keadaannya. Dan iri terhadap kelebihan orang lain.

Tahu Paralympic? Paralympic adalah olimpiade bagi orang-orang cacat. Di event olahraga tsb bisa kita lihat sebuah mimpi besar yg tidak didukung dengan kondisi tubuh yg sempurna. Apakah mereka menyerah? Tidak! Bahkan mereka berhasil menang. Menang dalam event tsb. Juga menang melawan dirinya sendiri.

Maka dari itu, menurut saya, life-mapping sangatlah penting. Dengan mengetahui kelemahan dan kelebihan dalam diri, kita bisa merancang dan merencanakan strategi untuk petualangan hidup kita.

Saya mengetahui seorang anak kelas 1 SD yg berjualan es warna-warni hanya untuk mendapatkan mimpinya. Saat ditanya apa mimpinya, dia ingin memiliki sebuah mobil! Wow!

Anak kelas 1 SD tsb bisa menjadi cerminan untuk kita. Seorang anak yg masih 'ingusan' saja sudah memiliki life-mapping yg jelas. Memiliki mobil. Semestinya kita juga memiliki life-mapping tsb.

Bermimpilah dg siapa kita akan menikah, di mana kita akan bekerja/sekolah, ingin memiliki kendaraan seperti apa, atau apapun. Hadirkan selalu dalam pikiran dan hati. Hadirkan bahagianya. Dan tunggulah Tuhan mempersiapkannya untuk kita.

Bagaimana? Masih ada yg berani (berhenti) bermimpi?

Tetaplah menggenggam mimpi, karena akan ada realita melebihi mimpi menunggumu

Regards,
Wahyu Septiarki
Ledakan Revolusi

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun