Mohon tunggu...
Wahyu Saripudin
Wahyu Saripudin Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

Trainer di Cahaya Renaisans (training motivasi, publik speaking, kepemimpinan)

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Essay LPDP: Sukses Terbesar dalam Hidup

4 Mei 2016   16:44 Diperbarui: 4 Mei 2016   16:56 3844
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Sukses Terbesar Dalam Hidup:Menjadi Manusia Bermanfaat

Bagi orang yang berpaham materialis, kesuksesan dilihat dari seberapa besar dan  banyak materi yang di milikinya, tetapi sebagai orang yang beragama, saya memandang bahwa materi bukanlah barometer utama tetapi hanya sebatas penunjang untuk menuju kesuksesan yang lebih besar. Bagi saya, barometer kesuksesan utama adalah seperti hadis yang disampaikan oleh Rasulullah saw. Khairunnas anfauhum linnas "manusia terbaik adalah manusia yang paling bermanfaat bagi manusia lainnya" (H.R. Tirmidzi). Maka dari pada itu, sukses terbesar dalam hidup saya adalah  menjadi manusia yang paling bermanfaat bagi manusia lainnya; bagi keluarga, bagi masyarakat dan lebih luas lagi bagi bangsa dan Negara.

 Untuk dapat menjadi orang yang bermanfaat bagi orang lain, tentunya kita harus memiliki kemampuan, baik dari segi ilmu pengetahuan, finansial maupun memiliki kapasitas kepemimpinan yang baik. Hal itu telah dan sedang saya jalani, saya merupakan anak ke-5 dari 10 bersaudara dan berhasil menjadi sarjana pertama di keluarga serta berhasil menyelesaikan studi s1 dan menjadi mahasiswa yang berprestasi dengan diraihnya penghargaan rektor sebagai mahasiswa berprestasi tahun 2013 dan lulus dengan Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) tertinggi di jurusan saya.

 Saya dapat menyelesaikan perkuliahan meskipun kondisi perekonomian orang tua sangat tidak memungkinkan, tetapi hal itu dapat saya jalani dengan berdikari dan bantuan dari kakak saya, selain menjalani hidup di masyarakat dengan mengabdi sebagai pengajar di masjid al-Hikmah Bandung, saya pun berwirausaha dengan menjual makanan ringan dan berjualan buku. Inilah, yang membuat saya untuk mampu merubah kondisi keluarga.

Merubah kondisi keluarga dan bermanfaat bagi mereka merupakan langkah yang tengah dan akan terus saya targetkan. Keluarga merupakan pondasi dalam kehidupan, jika kita ingin menjadi orang yang bermanfaat bagi bangsa dan Negara, maka pertanyaannya: sudahkah kita bermanfaat bagi keluarga kita? Tentunya, merupakan hal yang utopis disaat kita bermimpi untuk menjadi orang yang sukses, bermanfaat bagi bangsa dan Negara, tetapi tidak bermanfaat bagi keluarganya. Maka dari pada itu, saya berusaha untuk merubah kondisi keluarga dengan memotivasi, membina dan mendukung lima orang adik-adik saya untuk bisa melanjutkan pendidikan ke tingkat lanjut. Saya yakin, bahwa dengan pendidikanlah kondisi keluarga saya dapat berubah menjadi lebih baik, baik secara ekonomi maupun secara keilmuan.

Usaha merubah kondisi keluarga itu, sedikit demi sedikit sudah mulai dapat saya wujudkan, dengan berhasilnya kedua adik saya yang ke-1 dan ke-2 melanjutkan studi s1 dengan mendapatkan beasiswa bidik misi, serta adik saya yang ke-3 berhasil mendapatkan beasiswa untuk sekolah menengah pertama di Darut Tauhid boarding school dan sekarang mendapatkan beasiswa melanjutkan Sekolah menengah Akhir (SMA) ke Turki dan adik yang ke-4 dan ke-5 terus kami bina untuk dapat berprestasi. Sambil terus membina adik-adik saya di keluarga, selanjutnya saya berusaha untuk dapat bermanfaat bagi masyarakat sekitar, maka dibentuk lah sebuah lembaga kecil yang bergerak dibidang pendidikan dan latihan, dengan nama Cahaya Renaisans.

 Pembentukan lembaga ini, sebagai usaha untuk merubah kondisi masyarakat sekitar terutama anak-anak yang masih sekolah atau yang putus sekolah dan memiliki perekonomian yang lemah. Mereka kami bina supaya memiliki motivasi dan dapat memiliki kemampuan untuk bisa terus melanjutkan studinya dan menggapai mimpi-mimpinya. Pembinaan dilakukan dengan berbagai cara, melalui training-training yang rutin kami lakukan dan yang setiap hari berjalan pembinaan untuk memiliki kemampuan bahasa; bahasa arab dan inggris.

Beberapa pencapaian itu bagi saya merupakan sukses-sukses kecil, dan untuk menuju sukses terbesar yaitu menjadi orang yang bermanfaat bagi lebih banyak orang lagi maka dibutuhkan peningkatan kemampuan serta peningkatan pengalaman. Untuk meningkatkan kemampuan dan pengalaman itu maka saya menargetkan untuk dapat melanjutkan studi master bahkan sampai doktor di luar negeri dan kembali ke Indonesia dan bertekad terus menyalakan cahaya yang dapat menerangi orang-orang disekitar menuju perubahan.

 Akhirnya, saya ingin menegaskan bahwa konsepsi kesuksesan menurut saya tidak hanya di artikan sebagai pencapaian terhadap banyaknya materi/ prestasi, tetapi pencapaian terhadap kontribusi diri bagi orang lain. Nilai hidup kita di mata manusia maupun di mata Allah tidak ditentukan oleh seberapa banyak materi (harta kekayaan ) yang dimiliki tetapi seberapa besar hidupnya digunakan dengan baik dalam landasan ibadah kepada Allah. Mengabdikan hidupnya hanya untuk Allah, sehingga semua target dan tujuannya harus berorientasi ukhrawi dan untuk dapat memberikan manfaat kepada orang lain terlebih dahulu kapasitas pribadi kita harus sudah mapan seperti kapasitas keilmuan, kapasitas pendidikan, kapasitas harta bahkan kapasitas jabatan untuk dapat melakukan sesuatu yang bermanfaat dalam sekala yang lebih besar

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun