Mohon tunggu...
Wahyu Saputra
Wahyu Saputra Mohon Tunggu... -

Sedang berlayar di Ilmu Hubungan Internasional FISIP, Universitas Sriwijaya

Selanjutnya

Tutup

Politik

Partai Politik: Jangan Jadi Perusak Demokrasi

30 Agustus 2016   16:12 Diperbarui: 30 Agustus 2016   16:29 128
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Di zaman reformasi sekarang ini, sudah banyak sekali perubahan yang di alami oleh bangsa ini. Mulai dari sistem politik, sistem ekonomi, sosial dan selurh aspek dalam kehidupan bermasyarakat. Dalam kehidupan politik, demokrasi di jadikan landasan utama dalam berpoltik, mulai dari mengemukan pendapat dengan bebas, berekspresi melalui media massa, menyalurkan ide dan gagasan secara bebas tanpa adanya ancaman seperti yang terjadi pada orde baru. 

Dalam sistem politik Demokrasi, haruslah memiliki tulang punggung yang dinamakan Partai poltik. Partai politik adalah sekelompok orang yang mempunyai pandangan yang sama tentang perkembangan bangsa dan bermasyarakat, bisa di katakan juga sebagai media untuk merebut kekuasaan baik eksekutif dan legislatif secara damai dan konstitusional guna memperjuangkan, memperbaiki, menjadi wakil suara seluruh rakyat.

Namun harapan yang di impikan rakyat kepada partai politik seakan semakin jauh dari cita-cita reformasi yang dulu di proklamirkan. Tingkat kepercayaan masyarakat terhadap partai politik semakin memburuk. Hal itu di sebabkan oleh kader-kader partai yang tidak mencerminkan dirinya sebagai wakil rakyat yang baik. Banyak sekali kasus-kasus yang menerpa para anggota partai yang duduk di kursi anggota dewan, seperti kasus Korupsi Kolusi dan Nepotisme, konkalikong kasus asusila, kasus penganiayaan dan lainnya. Parahnya lagi ini juga bukan hanya dilakukan perseorangan, namun juga dilakukan secara berkelompok, seperti calo anggaran di pemerintahan, tender perusahaan, lobi lobi kekuasaan yang semena-mena, permainan kebijakan baik di pemerintahan maupun swasta yang akan mengakibatkan kerugian besar bagi keuangan negara, kestabilan pemerintahan, kehidupan berpolitik dan paling besar adalah semakin menyengsarakan kehidupan rakyat. Sangat jauh dari cita cita partai politik sebenarnya.

Sebagian masyarakat indonesia mendukung dan memperjuangkan peubahan sistem politik pada masa orde baru menjadi orde reformasi dengan tujuan terciptanya tatanan politik yang lebih baik, yang menjadi wadah rakyat menyampaikan aspirasi guna ikut berkontribusi dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Namun realitas yang ada sangat jauh berbeda, setelah 18 tahun reformasi banyak partai politik yang menjadi perusak dalam berdemokrasi. Kasus-kasus yang terjadi dalam partai politik semakin menambah anggapan masyarakat bahwa partai politik hanya di isi oleh orang-orang kotor yang hanya menambah beban bangsa ini. 

Inilah sebenarnya konsekuensi demokrasi yang akan dihadapi di negara ini, dimana partai politik digunakan sebagai mata pencaharian, digunakan sebagai alat merebut jabatan, sebagai alat untuk memperkaya diri sendiri maupun para keluarganya. Partai politik juga memberikan pendidikan politik yang salah pada masyarakat terutama masyarakat pedesaan dengan poltik uang, dengan membeli suara rakyat, memanipulasi suara rakyat, dan setelah mendapatkan kepercayaan dari masyarakat sebagai wakil suara mereka, amanah itu di khianati. 

Sudah sepantasnya, ini semua harus di revolusi, mulai dari ideologi kepartaian, sistem rekrutmen, sistem internal dalam partai itu sendiri. Dalam negara yang demokratis, masyarakat membutuhkan parpol yang kuat, berkualitas, transparan, yang benar-benar berjuang demi kesejahteraan rakyat. Bukan sebaliknya , partai politik yang merusak tatanan demokrasi yang tidak bermoral, korupsi, dan hanya memikirkan kepentingan pribadi dan partai semata.  Sesungguhnya partai politik adalah media perjuangan, sebagai wadah masyarakat untuk ikut berkontribusi dalam perpolitikan secara langsung, dan partai politik media penyambung lidah aspirasi rakyat indonesia. Nasib rakyat indonesia bergantung kepada suara mereka.

Referensi 

NAMA : WAHYU SAPUTRA

NIM : 07041281621095

PRODI / FAKULTAS : HUBUNGAN INTERNASIONAL / FISIP

KELAS /KAMPUS : A / INDRALAYA

DOSEN PEMBIMBING : NUR ASLAMIAH SUPLI, BIAM, M.Sc

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun