Mohon tunggu...
Wahyu Rizqi
Wahyu Rizqi Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Hobi Mancing

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pengelolaan Limbah Minyak Jelantah Sebagai Bahan Bakar Kompor Pada UMKM Kerupuk Puli di Dusun Karangan Desa Kesimantengah Kecamatan Pacet Mojokerto

21 Januari 2024   23:33 Diperbarui: 21 Januari 2024   23:35 56
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Desa ini memiliki beberapa UMKM seperti Kurpuk Puli dan Kurpuk Talas. Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata R-15 Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya, Dosen Pembimbing Lapangan I.G.N. Andika Mahendra yang tinggal di desa Kesimantengah di kecamatan Pacet Kabupaten Mojokerto saat ini sedang melakukan pengabdian masyarakat di desa tersebut, ada cara inovatif bagi UMKM di Krupuk Puli untuk mengembangkan kompor dengan  teknologi tepat guna yaitu kompor dengan bahan bakar limbah minyak jelantah. Minyak yang terbuat dari minyak tanah bekas. Mengurangi sisa minyak setelah menggoreng kerupuk.

Minyak jelantah (minyak jelantah) yang digunakan di Puli  merupakan minyak jelantah yang tersisa setelah proses penggorengan. Dengan menggunakannya sebagai bahan bakar, dampak pencemaran lingkungan dapat diminimalkan. Penggunaan minyak jelantah secara terus-menerus dapat membahayakan kesehatan, menyebabkan kanker, dan mengganggu kecerdasan.Oleh karena itu,  limbah minyak jelantah harus dimanfaatkan secara efektif dan dibuang dengan benar agar tidak menimbulkan dampak buruk bagi kesehatan manusia atau lingkungan. Salah satunya adalah kompor.

Kompor minyak tanah yang biasa kita gunakan menggunakan minyak tanah. Minyak tanah mahal dan sulit didapat, namun ada terobosan baru dalam pemanfaatan minyak jelantah. Hal yang baik tentang kompor ini adalah ramah lingkungan. Emisi gas dari pembakaran minyak nabati jauh lebih rendah dibandingkan minyak tanah.

Mahasiswa yang melakukan pengabdian masyarakat di desanya mendiskusikan mengapa mereka harus menggunakan minyak jelantah  dan tidak membuangnya begitu saja. Selanjutnya untuk mencari solusinya, kami melakukan pendekatan kepada para pemilik UMKM Krupuk puli di Dusun Karangan, Desa Keshimantengah untuk mengembangkan teknologi yang sesuai berupa kompor dengan bahan bakar limbah minyak jelantah, saya mengajak mereka untuk praktek menggunakan kompor tersebut. Salah satu UMKM di desa Kesimantengah merasa sangat bermanfaat dalam pengabdian masyarakat ini dengan memanfaatkan kembali limbah minyak jelantah setelah proses penggorengan sebagai bahan bakar kompor untuk penggorengan selanjutnya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun