Mohon tunggu...
Wahyu
Wahyu Mohon Tunggu... Pembaca

Pejuang

Selanjutnya

Tutup

Politik

Pancasila Utopis

28 Maret 2022   16:05 Diperbarui: 28 Maret 2022   16:19 209
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Akhir-akhir ini banyak bermunculan para wajah dan ormas tertentu yang mengakukan diri sebagai orang dan ormas yang Pancasilais. Bahkan yang lebih ekstrim adalah ditengah mereka mengakukan diri sebagai orang dan ormas yang paling pancasilais, Meraka menjustifikasi bahwa yang lain itu tidak pancasilais, intoleran, dan gelar buruk lainnya.

Bahkan yang lebih ekstrimnya lagi dengan melebelkan diri sebagai orang dan ormas yang Pancasilais, mereka sendiri dengan terang-terangan menghina dan bahkan menghantam saudaranya yang lain dengan dalih tidak pancasilais, intoleran, dan membuat gaduh.

Anehnya lagi yang mereka anggap orang yang tidak pancasilais itu rata-rata orang yang berseberangan dengan Pemerintah. Bahkan orang yang mengkritik tajam terhadap kebijakan Pemerintah pun dianggap tidak pancasilais. Aneh Bukan..!

Coba kita lihat jejak digital orang-orang dan Ormas-ormas yang menganggap dirinya pancasilais, terlihat jelas bagaimana perilaku mereka yang melenceng jauh dari nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila. Bahkan ada beberapa Ormas yang terang-terangan mengatakan "Jika ada yang mengganggu kita (Anggota ormas) Bunuh saja mereka". Bukankah ini sudah terlihat jelas bertentangan dengan Pancasila ?

Jika kita membaca sejahtera, kita akan mengetahui bahwa kebanyakan orang yang memainkan slogan "Saya pancasilais, kami toleran dan sejenisnya" itu adalah orang-orang yang terlalu dekat dengan K E K U A S A A N.

Coba kita lihat dan baca sejarah diera kepemimpinan Orde Lama dan Orde Baru, bagaimana mereka Menghantam lawan politiknya. Dengan memberikan gelar Tidak pancasilais,  intoleran dan sejenisnya, mereka menjatuhkan lawan politiknya dan setiap orang mengkritik dengan tajam terkait kebijakan mereka.

Nampaknya, hal yang sama itu terjadi setiap diera kepemimpinan yang baru. Kapankah saling menjustifikasi itu berakhir ? Entalah...

Jika Pancasila hanya dijadikan sebagai Slogan saja, tanpa mengimplementasikan nilai-nilai yang terkandung didalamnya itu hanya akan menjadikan Slogan yang mereka lekatkan pada dirinya adalah Slogan yang mematikan nilai Pancasila. Pada akhirnya Pancasila hanya sebuah konsep yang Utopis.

Berbicara tentang konsep yang Utopis, saya teringat akan sebuah buku yang ditulis Oleh Syamsudin Ramdlan An-Nawiy (2019) yang menjelaskan tentang konsep Sosialisme Robert Owen, Hendri De Saint Simon dan Charles Fourier yang dianggap oleh Karl Max dan Engels hanyalah konsep Sosialisme Utopis. Sebuah konsep yang hanya menjadi angan-angan karena tidak mampu memberikan kontribusi secara nyata dalam menyelesaikan persoalan ekonomi yang diakibatkan oleh Kapitalisme pada era abad ke-19 di Eropa.

Oleh karena itu, jangan sampai kita terjebak dengan semboyan-semboyang mereka yang sebenarnya hanyalah sebuah semboyang Kosong.  Untuk menjadi manusia yang Pancasilais, sebenarnya tak cukup dengan melebelkan diri dengan kata "aku pancasilais", tetapi yang paling penting adalah bagaimana kita mengikuti dan mengimplementasikan nilai-nilai yang tertera dalam Pancasila tersebut.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun