Mohon tunggu...
Wahyu Rachman
Wahyu Rachman Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Universitas Negeri Jakarta

21. Jakarta. Indonesia

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Sikap terhadap Kurikulum Geografi Abad 21 dengan Kurikulum berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi

15 Juli 2021   19:30 Diperbarui: 15 Juli 2021   19:45 277
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sejarah perkembangan kurikulum di Indonesia memiliki garis waktu yang sangat menarik. Hal ini dikarenakan dari waktu ke waktu selalu mengalami perubahan mengikuti jaman. Kurikulum memiliki sifat yang dinamis, yaitu selalu mengalami perubahan serta pengembangan agar dapat mengikuti perkembangan dan tantangan jaman. Menurut KBBI, Kurikulum diartikan sebagai perangkat mata pelajaran yang diajarkan pada lembaga pendidikan. Sedangkan menurut Dr. Addamardasyi dan Dr. Munir Kamil, Kurikulum adalah sejumlah pengalaman pendidikan kebudayaan, sosial, olahraga, dan kesenian yang disediakan oleh sekolah bagi murid-murid di dalam dan di luar sekolah dengan maksud menolongnya untuk berkembang menyeluruh dalam segala segi dan merubah tingkah laku mereka sesuai dengan tujuan-tujuan pendidikan.

Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan yang didalamnya memuat tujuan, isi, bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman utama pada penyelenggaraan kegiatan pembelajaran di kelas untuk mencapai tujuan-tujuan tertentu. Tujuan yang dimaksud adalah tujuan pendidikan nasional serta kesesuaian dengan kondisi satuan tingkat pendidikan dan peserta didik. Kurikulum di indonesia pertama kali dikenalkan pada saat awal kemerdekaan Indonesia. Pada saat itu kurikulum pertama kali dibuat pada tahun 1947 dengan sebutan Rentjana Pelajaran 1947. Kurikulum 1947 adalah sebuah kurikulum yang dirancang sebagai pengganti sistem pendidikan Indonesia pada masa kolonial Belanda. Setelah kurikulum 1947, Indonesia melakukan perubahan kurikulum pada tahun 1952. Kurikulum pada tahun 1952 disebut sebagai Kurikulum Rentjana Pelajaran Terurai 1952. Kurikulum ini bersifat lebih merinci pada setiap mata pelajaran yang ada dan juga sudah mengarah kepada suatu sistem pendidikan secara nasional. Hal yang paling identik dari kurikulum 1952 ini adalah adanya rencana pelajaran yang harus memperhatikan isi pelajaran yang dihubungkan dengan kegiatan di kehidupan sehari-hari.

Setelah Kurikulum Rentjana Pelajaran Terurai pada tahun 1952. Teradapat beberapa kurikulum lain yang digunakan di Indonesia seperti, Rentjana Pendidikan 1964, Kurikulum 1968, Kurikulum 1975, Kurikulum 1984, Kurikulum 1994 dan Suplemen Kurikulum 1999, serta Kurikulum Berbasis Kompetensi atau KBK pada tahun 2004. Perubahan kurikulum terjadi karena adanya dorongan atau kebutuhan pada sistem pendidikan Indonesia yang selalu mengalami perkembangan. Tidak hanya perubahan saja yang terjadi, akan tetapi kurikulum juga mengalami pengembangan yang dilakukan untuk penyempurnaan kurikulum yang berlaku sebelumnya.

Mengikuti perkembangan jaman yang semakin maju di dunia modern ini. Pada tahun 2006, kurikulum di Indonesia mengalami perubahan dan pengembangan dari KBK menjadi KTSP atau Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. KTSP 2006 ini lahir sesuai dengan terbitnya Peraturan Menteri nomer 24 tahun 2006 yang mengatur pelaksanan Permen nomer 22 dan 23 tahun 2006 tentang standar isi kurikulum dan standar kurikulum. Setelah itu, kurikulum mengalami perubahan kembali pada tahun 2013 yang dikenal dengan sebutan K13 atau Kurikulum 2013. K13 berbasis kompetensi ini difokuskan kepada pemerolehan kompetensi-kompetensi tertentu dari peserta didik. Kompetensi dijadikan sebagai acuan dan pedoman dalam pelaksanaan kegiatan pendidikan yang berguna untuk mengembangkan berbagai ranah seperti, pendidikan, pengetahuan, keterampilan, serta sikap dalam seluruh jenjang di bidang pendidikan.

Tuntutan Kurikulum Geografi di Abad 21 memerlukan dukungan dan pemahaman dari Kurikulum Berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi. Teknologi informasi merupakan sebuah komponen yang penting karena sistem pendidikan bisa dijalankan oleh teknologi tersebut. Fungsi teknologi informasi di kegiatan pembelajaran abad 21 adalah sebagai sistem pembelajaran yang bisa digunakan untuk online learning, E-learning, virtual learning. Teknologi ini juga memiliki fungsi sebagai media pembelajaran dan sumber belajar, seperti penyedia software untuk aktivitas kegiatan belajar mengajar dan sumber-sumber buku bacaan, modul dan E-Book serta E-Journals.

Pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi pada kurikulum di abad 21 dapat mewujudkan contoh teknik atau bentuk pembelajaran yang berorientasi pada keterampilan dan dikenal dengan sebutan OBE. OBE atau Outcome Based Education adalah proses pembelajaran yang berorientasi pada luaran. Pendekatan yang digunakan pada sistem pendidikan dan metode pembelajaran dengan teknik ini bertuju pada luaran yang menjadi fokus dan hasilnya dapat dilihat dari bagaimana proses belajar berlangsung. Unsur-unsur yang mendukung dari teknik ini adalah adanya input, proses, serta output yang dapat menghasilkan outcome berupa kemampuan seorang dan mendapatkan peran di suatu kegiatan industri. Selain itu, hal yang bisa dilakukan adalah bagaimana pengembangan literasi digital di abad 21.

Literasi digital merupakan sebuah kecapan yang dimiliki seseorang dalam menggunakan media digital yang sesuai dengan etika penggunaan dan memiliki rasa tanggung jawab yang tinggi untuk memperoleh suatu informasi dan melakukan kegiatan komunikasi. Pentingnya literasi digital karena mampu membuat seseorang menjadi lebih berpikir kritis, kreatif serta inovatif, berusaha untuk bisa memecahkan suatu masalah, mempunyai kemampuan berkomunikasi yang baik dan lancar, dan juga bisa berkolaborasi dengan lebih banyak orang. Sikap yang perlu diambil atau dilakukan dari adanya tuntutan kurikulum di abadi 21 adalah selalu berusaha untuk ikut serta dalam perubahan, mengambil langkah positif untuk diri sendiri dan orang lain dengan cara tidak acuh terhadap adanya perubahan yang terjadi, berusaha untuk menyesuaikan diri dengan adanya perubahan dan tuntutan perkembangan jaman. Serta berusaha menambah pengetahuan dan wawasan yang berguna untuk pengembangan diri sendiri dan juga bermanfaat untuk orang lain disekitar kita.

Sumber: 

- Alhamuddin, Sejarah Kurikulum di Indonesia, Nur El-Islam, Volume 1 Nomor 2 Oktober 2014. Universitas Pendidikan Indonesia. 

- Seminar Nasional Geografi. Selasa, 13 Juli 2021. Materi: Kurikulum berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi untuk mendukung Pelaksanaan pembelajaran Keterampilan Abad 21, Outcome Based Education (OBE), Literasi Digital Pendidikan Geografi. Disampaikan oleh Dr. Ahmad Yani, M.Si.

- KBBI Edisi V Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun