Mohon tunggu...
Wahyu Putri
Wahyu Putri Mohon Tunggu... Lainnya - Berproses, Berjuang dan Belajar

Hidup terlalu singkat untuk tak berbuat . . . Hidup terlalu indah untuk tak berubah . . .

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Kontrol Sosial

29 Oktober 2014   16:53 Diperbarui: 17 Juni 2015   19:18 2853
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Kontrol sosial (social control) adalah suatu upaya teknik dan strategi yang mencegah perilaku manusia untuk menyimpang dalam masyarakat. Kontrol sosial terjadi dimanapun, contohnya: keluarga, sekolah, masyarakat.

Kebanyakan orang yang melanggar norma-norma sosial yang ada, akan diberi sanksi (sanctions) atau hukuman dan penghargaan karena melakukan sesuatu yang terkait dengan norma social.

“Teknik kontrol sosial beroperasi ditingkat kelompok dan tingkat masyarakat. Orang yang kita anggap sebagai teman sebaya atau setara memengaruhi kita untuk bertindak dengan cara tertentu, yang sama adalah benar dari orang yang memegang otoritas atas kita atau menempati posisi yang menakjubkan. Psikolog social Stanley Milgram (1975) membuat pembedaan yang bermanfaat antara dua tingkat kontrol sosial tersebut.”

Eksperimen Milgram menggunaakan istilah :

Penyesuaian (conformity) pergi bersama rekan sebaya, individu dengan yang tidak memiliki hak khusus untuk mengarahkan perilaku kita.

Kepatuhan (obedience) adalah penyerahan diri padaotoritas yang lebih tinggi dalam struktur hierarkis.

Beberapa norma yang sangat penting di masyarakat di formal dalam hukum. Sosialisasi merupakan sumber utama dari perilaku penyesuaian dan kepatuhan , termasuk kepatuhan pada hukum.

Apakah penyimpangan ?

Penyimpangan (deviance) perilaku yang melanggar standar perilaku atau harapan dari sebuah kelompok atau masyarakat (Wickman 1991:85). Contohnya terlambat masuknya sekolah seorang anak.

Di masyarakat apabila ada seorang anak yang usianya sudah cukupumur usianya untuk memasuki jenjang pendidikan sekolah dasar, namun belum bersekolah. Itu menjadi pembicaran masyarakat.

Penyimpangan juga melibatkan pelanggaran norma kelompok yang mungkin atau tidak mungkin di formalkan menjadi hukuman. Ini adalah konsep komprehensif yang tidak hanya mencakup perilaku kriminal, tetapi juga banyak tindakan yang tidak tunduk pada hukuman.

Erving Goffman menciptakan istilah stigma untuk menggambarkan label yang digunakan masyarakat untuk merendahkan anggota kelompok sosial tertentu (Goffman 1963; Heckert dan Best 1997).

Beberapa bentuk penyimpangan membawa stigma social negative, sedangkan bentuk lain lebih atau kurang dicermati.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun