Jenarsari, 10 Agustus -- KKN MIT 18 Posko 72 menggelar program sosialisasi kesehatan bertajuk "Pola Asuh Positif Sebagai Kunci Kebahagiaan dan Kesehatan Mental Anak." Acara ini diadakan di balai desa Jenarsari dan dihadiri oleh warga desa, termasuk para orang tua dan tenaga pendidik. Pemateri utama dalam acara ini adalah Bapak Rapi'i Amd. Kep, yang berbagi wawasan tentang pentingnya pola asuh positif dalam mendukung perkembangan mental dan emosional anak.
Dalam sambutannya, Kepala Desa Jenarsari, Bapak Saiful Mudjab, menyampaikan apresiasi yang tinggi terhadap program ini. "Kami sangat berterima kasih kepada mahasiswa KKN MIT 18 Posko 72 yang telah memilih tema yang sangat relevan dengan kebutuhan masyarakat desa. Pola asuh positif tidak hanya berdampak pada kesehatan mental anak, tetapi juga membentuk karakter mereka di masa depan," ujar Bapak Saiful Mudjab.
Koordinator desa (Kordes) KKN MIT 18, Alaika Zudi, juga menyampaikan harapannya melalui kegiatan ini. "Kami berharap program ini bisa memberikan pemahaman yang lebih dalam kepada para orang tua tentang bagaimana mendukung anak-anak mereka dengan cara yang sehat dan positif. Ini adalah langkah awal untuk menciptakan lingkungan yang lebih baik bagi generasi mendatang," katanya.
Bapak Rapi'i Amd. Kep dalam presentasinya menekankan bahwa pola asuh positif mencakup pendekatan yang mendukung komunikasi terbuka, konsistensi dalam pemberian aturan, dan penghargaan terhadap perasaan anak. Ia juga menyoroti pentingnya memberikan contoh perilaku yang baik dan menyediakan lingkungan yang aman bagi anak-anak untuk mengekspresikan diri mereka. "Anak-anak yang tumbuh dalam lingkungan positif dan penuh dukungan cenderung memiliki kesehatan mental yang lebih baik dan mampu menghadapi stres dengan lebih efektif," jelasnya.
Selanjutnya, Bu Saniyah bertanya tentang bagaimana menerapkan pola asuh positif dalam lingkungan dengan keterbatasan akses informasi. Bapak Rapi'i menekankan pentingnya komunikasi terbuka dan dukungan komunitas dalam mengatasi tantangan tersebut.
Sesi tanya jawab diakhiri dengan pertanyaan dari Ineke Titis, perwakilan KKN, yang menanyakan strategi untuk memotivasi anak-anak agar lebih terbuka dalam mengekspresikan perasaan mereka. Menurut Bapak Rapi'i, menciptakan ruang yang aman dan penuh kasih adalah kunci utama untuk mendukung anak-anak agar merasa nyaman berbicara tentang perasaan mereka.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI