Mohon tunggu...
Wahyu Putra
Wahyu Putra Mohon Tunggu... Jurnalis - Freelance
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Saya memiliki hobi mengambil gambar dan mengolah gambar tersebut menjadi tulisan yang dapat dinikmati oleh masyarakat

Selanjutnya

Tutup

Money

Kenaikan Suku Bunga Bank Sentral: Bagaimana Pasar Saham dan Obligasi Bereaksi?

31 Juli 2024   12:30 Diperbarui: 31 Juli 2024   12:32 106
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Jakarta, 31 Juli 2024 --- Bank sentral di berbagai negara telah menaikkan suku bunga acuan mereka dalam beberapa bulan terakhir sebagai upaya untuk mengendalikan inflasi yang terus meningkat. Langkah ini memicu reaksi beragam di pasar saham dan obligasi.

Di pasar saham, kenaikan suku bunga biasanya menyebabkan gejolak. Saham-saham di sektor teknologi dan perusahaan dengan utang tinggi mengalami tekanan signifikan. Hal ini disebabkan oleh meningkatnya biaya pinjaman yang dapat mempengaruhi laba perusahaan. Sebaliknya, sektor keuangan seperti perbankan dan jasa keuangan cenderung mendapatkan keuntungan dari kenaikan suku bunga karena mereka dapat memperoleh margin keuntungan yang lebih tinggi dari pinjaman.

Di pasar obligasi, dampaknya juga terasa. Kenaikan suku bunga acuan menyebabkan harga obligasi menurun karena obligasi baru dengan imbal hasil lebih tinggi menjadi lebih menarik bagi investor. Fenomena ini dikenal sebagai "yield curve adjustment," di mana investor cenderung menjual obligasi lama untuk beralih ke obligasi baru dengan imbal hasil lebih tinggi.

Dampak jangka panjang dari kenaikan suku bunga ini masih perlu dipantau dengan cermat. Kebijakan ini memang bertujuan untuk menekan inflasi, namun ada risiko bahwa pertumbuhan ekonomi bisa melambat jika biaya pinjaman yang lebih tinggi menghambat investasi dan konsumsi. Volatilitas di pasar keuangan juga dapat meningkatkan ketidakpastian bagi pelaku bisnis dan investor.

Meski demikian, ada sisi positif dari kebijakan ini. Kenaikan suku bunga dapat membantu menstabilkan nilai mata uang dan menarik arus modal masuk dari investor asing yang mencari imbal hasil lebih tinggi. Ini dapat memperkuat posisi ekonomi domestik dan meningkatkan cadangan devisa.

Secara keseluruhan, pasar saham dan obligasi sedang dalam fase penyesuaian terhadap perubahan kebijakan moneter ini. Investor disarankan untuk tetap waspada dan memperhatikan perkembangan lebih lanjut dari langkah-langkah yang diambil oleh bank sentral. Dengan pemahaman yang baik mengenai dinamika pasar, investor diharapkan dapat mengambil keputusan yang lebih bijaksana dalam mengelola portofolio mereka di tengah ketidakpastian ekonomi saat ini.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun