Mohon tunggu...
wahyupriyol
wahyupriyol Mohon Tunggu... Dosen - Farmasi

Memiliki ketertarikan besar pada dunia otomotif, gadget, sejarah dan perkembangan teknologi, saya percaya pada keseimbangan antara keahlian akademis dan hobi yang memberi energi.

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Mengapa CPOB menjadi Standar Utama dalam Industri Farmasi Modern?

11 November 2024   10:00 Diperbarui: 11 November 2024   10:16 77
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Mengapa CPOB Menjadi Standar Utama dalam Industri Farmasi Modern?

Pengenalan CPOB dalam Industri Farmasi

Cara Pembuatan Obat yang Baik (CPOB) adalah standar yang ditetapkan oleh pemerintah untuk memastikan bahwa setiap obat yang diproduksi memiliki kualitas yang terjamin, aman digunakan, dan memenuhi persyaratan yang ditetapkan. Dalam dunia farmasi, CPOB bukan sekadar pedoman teknis, tetapi juga merupakan dasar dari kepercayaan publik terhadap industri ini. Tujuan utama dari CPOB adalah untuk menjamin bahwa setiap tahapan dalam proses produksi, mulai dari bahan baku hingga produk jadi, dilakukan dengan cara yang tepat dan diawasi secara ketat. Meskipun tujuannya mulia, penerapan CPOB sering kali menimbulkan banyak tantangan, terutama bagi perusahaan kecil hingga menengah.

Namun, meskipun CPOB menjanjikan standar yang tinggi untuk kualitas dan keamanan produk farmasi, tidak jarang ada celah di mana teori bertemu dengan kenyataan. Di bab pertama ini, kita akan membahas konsep dasar CPOB, tujuannya, serta mengapa standar ini sangat penting bagi industri farmasi di Indonesia.

CPOB: Antara Harapan dan Kenyataan di Lapangan

Pada bab ini, kita akan mengupas lebih dalam bagaimana CPOB, meskipun sudah ditetapkan dengan cermat, seringkali bertemu dengan kendala besar ketika dihadapkan pada kenyataan di lapangan. Untuk perusahaan besar yang memiliki sumber daya melimpah, menerapkan CPOB mungkin hanya masalah prosedur dan dokumentasi. Namun, bagi perusahaan kecil dan menengah, implementasi CPOB bisa menjadi beban yang cukup berat, dengan biaya operasional yang terus meningkat untuk memenuhi persyaratan standar.

Salah satu tantangan utama adalah ketidakmampuan perusahaan kecil untuk berinvestasi dalam peralatan yang memenuhi standar tinggi CPOB. Banyak perusahaan yang terpaksa harus mengorbankan kualitas bahan baku atau melakukan "penyesuaian" dalam prosedur produksi untuk menekan biaya. Pada saat yang sama, mereka harus mengikuti aturan yang sama seperti perusahaan besar dengan fasilitas canggih dan dana yang melimpah.

Dalam bab ini, kita akan membahas bagaimana ketimpangan sumber daya ini mempengaruhi penerapan CPOB di berbagai jenis perusahaan farmasi, serta dampak negatif yang mungkin ditimbulkan.

Unsplash.com
Unsplash.com
Inspeksi CPOB: Pemeriksaan yang Ideal atau Formalitas Belaka?

Salah satu aspek terpenting dalam CPOB adalah proses inspeksi yang dilakukan oleh pihak berwenang untuk memastikan bahwa perusahaan farmasi memenuhi standar yang telah ditetapkan. Inspeksi CPOB sering kali dianggap sebagai tahap yang sangat penting dalam proses penjaminan kualitas, tetapi dalam praktiknya, inspeksi ini sering kali lebih menjadi formalitas belaka. Dalam banyak kasus, perusahaan farmasi mempersiapkan diri dengan baik hanya saat inspeksi berlangsung. Segala prosedur dan dokumen diatur sedemikian rupa agar terlihat sempurna, namun hanya bertahan selama beberapa waktu setelah inspeksi selesai.

Dalam bab ini, kita akan mengkritisi bagaimana inspeksi CPOB seringkali menjadi proses yang bersifat "kosmetik," di mana perusahaan lebih fokus pada kepatuhan administratif daripada memastikan kualitas dan keamanan produk secara nyata. Selain itu, kita juga akan membahas tentang bagaimana standar yang berlaku sering kali kurang fleksibel dalam mengakomodasi kondisi perusahaan yang berbeda-beda.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun