Sekarang sudah tidak heran lagi kalau muncul rumah-rumah tahfidz, rumah Quran atau yang sejenisnya, yang kegiatannya lebih banyak pada aspek menghapal Alquran.Â
Dengan temuan metode-metode tertentu, menghapal Alquran sekarang tidak memerlukan waktu yang lama. Dalam hitungan bulan, seseorang dapat menghapalkan 30 Juz, tentunya syarat dan ketentuan berlaku.
Hal itu bagus dan perlu direspon positif. Tentu saja semangat menghapal Alquran ini menunjukkan adanya kecenderungan umat dan perhatian mereka terhadap Alquran semakin tinggi. Sekolah-sekolah pun mulai menyodorkan program unggulan berupa tahfidz kepada para orangtua agar lembaga mereka dilirik.
Namun, perkembangan tersebut tentunya harus diimbangi dengan keilmuan yang lain, diantaranya ilmu fikih.Â
Seorang 'abid tentu harus mengetahui ilmunya ketika akan melaksanakan serangkaian ibadah, baik itu ibadah yang sifatnya vertikal maupun horizontal.
Seperti seorang kakek tua yang menghampiri saya yang sedang duduk dipelataran surau. Ia datang dan bertanya dengan sopan tentang pelaksanaan sholat tasbih, baik dari lafal niat hingga teknis mengerjakan.Â
Sejenak, saya tersentak dan merasa tertampar. Seorang muda mendapatkan perhatian dari orangtua, bahkan menjadikannya rujukan dalam bertanya perihal agama, khususnya teknis pelaksanaan ibadah.
Maka, hendaknya anak-anak muda sekarang, disamping memperbaiki bacaan dan menghapal Alquran, disertai pula dengan pengetahuan keilmuan dibidang fikih maupun ilmu-ilmu lainnya.Â
Bukan berharap dapat menjawab semua pertanyaan masyarakat, tetapi dengan keilmuan yang kompleks, tentu akan menjadikan diri kita sebagai pribadi yang mampu memberikan banyak manfaat, terutama bagi diri sendiri, yakni perubahan akhlak yang lebih baik.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI