Haruskah Kerinduan ini Abadi?
Haruskah?
Rasa yang terpatri
Entah datang darimana
Kata orang-orang bijak
Dari mata
Turun ke hati
Tapi kata hati ku
Rasa itu timbul karena waktu
Juga kebersamaan yang berulang
Entah bagaimana mengukir rasa
Kata profesor, rasa itu mahal
Kata-kata terlalu miskin
Untuk mewujudkan rasa
Hingga aku pun merasa
Tak mampu menuliskannya
Apalagi dalam bait cinta
Ternyata waktu sangat singkat
Baru setahun kami berjumpa
Sekian waktu kami memandang
Lantas takdir memotong harapan
Untuk berkumpul bersama
Untuk duduk sama rendah
Untuk berdiri sama tegak
Untuk terlelap dibawah atap yang sama
Mungkinkah aku akan berjumpa
Para pejuang dilain waktu?
Atau haruskah aku mengubur rasa
Yang telah mewujud menjadi cinta?
Kalaulah kuasa Tuhan dipinjamkan
Kepada ku walau sejenak
Niscaya waktu akan terhenti
Di tahun ini
Di masa cinta benar-benar tumbuh
Disaat mata tak mau berkedip
Walau hanya sesaat
Untuk memandangi wajah mereka
Untuk mengaguminya
Untuk merasakan kebersamaan
Aku takut, wahai Tuhan
Aku bimbang, wahai Rabbi
Tak mau aku berpisah
Tak ingin aku berjauhan
Tak sanggup aku menahan
Rindu yang begitu menggelora
Bagai api membakar kayu
Bagai topan menerpa gedung bertingkat
Bagai mentari membakar salju
Atau semua perumpaan yang pernah pujangga sebut
Aku tak mau Ya Rabb!
Semua perasaanku tumpah ruah
Berserak ditengah jalan
Aku pungut kembali
Mencoba memasukkan ke palung hati
Nahas menimpa
Rindu itu semakin menggebu
Semakin aku menahannya
Semakin aku mencintainya
Semakin aku mencintainya
Semakin aku rindu padanya
Yang pada akhirnya
Aku takut kehilangan
Hilang wujudnya
Hilang rasanya
Hilang waktunya
Semua keindahan yang telah aku dapatkan
Tapi aku tahu ya Tuhan
Fana semua yang aku lihat
Binasa semua pada waktunya
Sekuat apapun aku berpegang
Semudah itulah mereka terlepas