Air bernyanyi diujung sana
Gema suaranya sampai ditelinga
Seolah ia berkata
Bahwa ikuti saja
Jiwa yang pergi
Meninggalkan gemerlap
Menuju cahaya
Yang entah kapan datangnya
Yang entah dimana sumbernya
Yang entah bagaimana terangnya
Sabar terus berirama
Didalam dada menyelimuti jiwa
Berbungkus senyum
Berselimut ramah
Apalah daya hati tersayat
Luka yang perih
Namun tiada nampak merahnya darah
Tidak pula memar seperti petinju laga
Atau cidera bagaikan pesepakbola
Luka ini perih
Sungguh dan amat terasa
Sakit
Kata tiada terucap
Kalimat tiada tersusun
Mulut terkunci, kaki terpaku
Maju tak bisa, mundur tak dapat
Menunggu malaikat menjemput
Tetapi iman tak mendukung
Menunggu jemputan dunia
Tetapi akal tak sehat
Jiwa terganggu
Hati terguncang
Perasaan terombang ambing
Bagaikan gabus ditengah samudera
Bagaikan buih ditepi pantai
Bagaikan besi dibara api
Semua perumpamaan, tak ada koneksi
Karena luka, sangat dalam
Hingga kata tak mampu melukis
Keperihannya
Pontianak, Hati Gundah
28/7/22
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H