Senin, 25 Oktober 2021 di asrama B9 Pesantren Darul Falah Besongo kolaborasi 3 kelompok KKN RDR 77 UIN Walisongo Semarang yakni kelompok 9, 10 dan 11 menyelenggarakan webinar nasional dengan mengusung tema besar moderasi beragama.
Kegiatan ini diselenggarakan dalam rangka memeriahkan Hari Santri Nasional yang jatuh pada tanggal 22 Oktober lalu serta menyambut peringatan Sumpah Pemuda tanggal 28 Oktober nanti. Selain kolaborasi 3 kelompok, kelompok KKN RDR 77 ini menggandeng Pesantren Darul Falah Besongo sebagai wujud nyata kiprah santri dalam kegiatan moderasi beragama.
Webinar dan bedah buku ini diikuti oleh santri Darul Falah dan peserta umum. Pemateri dalam kegiatan ini adalah M. Badruzaman, S.Ag sebagai penulis dari buku “Potret Moderasi Pesantren”, Luthfi Rahman, S.Th.I, M. A sekretaris Rumah Moderasi Beragama serta Pendeta Aryanto Nugroho ketua JAGI (Jemaat Allah Global Indonesia).
“Kegiatan ini sangat menarik dengan menghadirkan tokoh agama Islam dan Kristen yang duduk dan berdialog bersama sebagai wujud bukti bahwa yang berbeda tetap bisa berdampingan dengan berlandaskan rasa kemanusiaan” tutur Pendeta Arya.
Kegiatan ini disambut baik oleh para santri dengan banyaknya penanya diujung acara. Nampaknya tema moderasi beragama ini sedang hangat dijadikan bahan diskusi para santri dan mahasiswa yang begitu ingin tahu banyak dengan bertanya kepada ketiga pemateri.
Ditambah dengan hadirnya Pendeta Arya ini semakin membuat para santri dan mahasiswa mengikuti kegiatan ini dengan begitu semangat karena dapat menyaksikan dan mendengar secara langsung ungkapan dari tokoh agama lain.
Dalam kegiatan webinar dan bedah buku ini M Badruzaman mengungkapkan bahwa pesantren sangat mungkin menjadi penggerak tentang toleransi dan moderasi beragama.
Moderasi beragama menjadi ungkapan rasa cinta terhadap tanah air dan itu sudah dilakukan sejak dulu bahkan saat para ulama dan santri ikut berperang mempertahankan Indonesia. Karena lahir di lingkungan pesantren inilah Badruz menuangkan pengetahuan dan pengalamannya tentang moderasi beragama dalam sebuah buku yang berjudul “Potret Moderasi Pesantren.”
Menjadi pemateri ketiga Pendeta Arya menjelaskan bahwa ia sangat senang ketika diundang menjadi pembicara dalam sebuah acara tentang moderasi beragama yang berlokasi langsung disebuah pesantren. Menurutnya hal-hal seperti inilah yang harusnya terus dipertahankan dan ditingkatkan utamanya oleh santri sebagai garda terdepan dalam menyebarkan dakwah Islam yang didalamnya ada tentang toleransi.
Meskipun berbeda iman tapi tetap bisa larut dalam satu pembahasan sebab esensi pembahasannya yang sama yakni tentang kemanusiaan khususnya sebagai warga Negara Indonesia yang harapannya bisa menjadi kiblat soal moderasi beragama.