Dalam bahasa Jawa guru itu diartikan sebagai digugu lan ditiru. Digugu ini mempunyai arti bahwa tutur kata yang diucapkan seorang guru itu sesuatu yang baik, yang didalamnya itu mengandung nasehat dan arahan yang baik.
Guru mempunyai tanggung jawab yang besar dan berat dalam tiap bertutur kata, apabila disalah gunakan akan memberikan dampak buruk atau tidak baik terhadap murid-muridnya dan guru itu sendiri. Masyarakat percaya untuk menjadikan guru sebagai penentu dalam perkembangan yang baik untuk masa depan anak-anaknya.
Istilah guru ini mengandung arti yang sangat berkaitan dengan tingkah laku dan etika yang dimiliki seorang guru tersebut. Pola perilaku seorang guru menjadi sorotan bagi masyarakat mulai dari cara berpakaian, bertutur kata, adab perilaku, dan kebiasaan yang dimiliki seorang guru.
Guru adalah contoh wujud nyata seorang yang berilmu, yang menjadi panutan bagi siswa dan masyarakat.
Figur seorang guru sangat berperan penting dalam mendidik, membimbing seorang siswa dalam menjadikan generasi penerus bangsa yang berakhlak mulia dan bermartabat melalui tingkah laku, pendidikan dan pola kehidupan.
Guru Sebagai pendidik dan panutan, yaitu:
1.Harus mengenal atau mengetahui tabiat dan bakat serta kemampuan siswanya.
2.Berusaha menyesuaikan anak didiknya sesuai dengan minatnya.
3.Berusaha menyesuaikan anak didik dengan pergaulan dan bimbingan agar menjadi warga dan masyarakat yang baik.
4.Sebagai barometer nilai dan norma hidup bagi siswa, baik tingkah lakunya,tutur katanya dan kehidupan sehari-hari.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H