Mohon tunggu...
woro tyas
woro tyas Mohon Tunggu... -

ibu muda dari anak perempuan yang luar biasa..menulis, kadang-kadang, membaca lebih sering

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Kesaktian Pancasila?

1 Oktober 2013   19:24 Diperbarui: 24 Juni 2015   07:08 230
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Semua orang pasti sudah tahu,hari ini adalah tanggal 1 Oktober, hari yang diyakini sebagai hari Kesaktian Pancasila. Jika tidak salah, peringatan Kesaktian Pancasila merujuk pada adanya peristiwa Gestok, 30 September 65. Bahwa tanggal 30 September 1965 terjadi pembunuhan para Jenderal yang konon ditemukan pada tanggal 1 Oktober di tahun yang sama, pada sebuah sumur di kawasan Lubang Buaya, Jakarta Timur. Atas dasar ditemukannya jenazah para Jenderal tersebut dan juga ditemukannya "kambing hitam" peristiwa tanggal 30 September 1965, dugaan saya, kemudian tanggal 1 Oktober ditetapkan oleh Orde Baru untuk menjadi hari Kesaktian Pancasila.

Ternyata memang hari ini masih ada instansi pemerintah yang melakukan peringatan hari Kesaktian Pancasila dengan mengadakan upacara bendera khusus, jadi bertanya, mereka mengerti tidak ya sedang memperingati apa? Pancasila yang dikatakan sakti itu seperti apa?

Buat saya, yang keluarga menjadi korban kesewenang-wenangan orde baru, rasanya menyebut hari ini sebagai hari Kesaktian Pancasila jika dasarnya seperti saya duga sebelumnya adalah hal yang tidak pantas. Simbah kakung saya, sampai saat ini tidak diketahui di mana kuburannya, kabar yang saya dengan dari simbah putri semasa hidup beliau, simbah kakung meninggal karena ditembak, tempat menguburkan jenazahnya masih simpang siur sampai saat ini keberadaannya. Jadi, Pancasila yang sakti itu semacam apa, ya? Apakah sakti, karena bisa membunuh orang tanpa proses peradilan dan menguburkannya tanpa sepengetahuan keluarga?

Itu baru satu hal, hal lain, masih ada ribuan nyawa melayang sia-sia, untuk sebuah obsesi sebuah Orde yang menginginkan kekuasaan secara instant. Bukan hanya nyawa yang hilang, tapi banyak kesempatan baik bagi anak-anak yang ditinggalkan para orang tua di penjara, ataupun karena mereka dibunuh. Sudah dipastikan, banyak sekali trauma dan teror untuk para keluarga yang mendapatkan perlakuan tidak manusiawi ini oleh orde tersebut.

Buat saya, trauma itu tidak ada, karena memang secara langsung memang tidak pernah merasakan teror, hanya sebuah ingatan yang membekas dalam hidup sampai saat ini, bahwa ada ketidakadilan yang diterima oleh keluarga kami. Tidak hanya satu hal yang saya tuliskan di atas, masih banyak bentuk ketidakadilan yang dialami keluarga besar kami.

Tulisan ini tentu subyektif, berdasar pada pengalaman keluarga saya, entahlah, jika untuk kawan yang keluarganya tidak mengalami dampak ketidakadilan ini, apakah mereka akan bertanya seperti saya, apa itu Kesaktian Pancasila. Sudah pasti, saya sudah memaafkan semau kejadian di masa lalu yang terjadi dalam keluarga kami, tetapi, saya tidak akan melupakan, bukan untuk membalas dendam atau memenuhi hati dan kehidupan dengan ingatan pahit, tetapi sebagai alarm, untuk selalu melawan segala bentuk ketidakadilan yang masih sangat mungkin terjadi di bangsa ini, pada saya, keluarga saya juga semua orang di bangsa ini.

Selamat merenung, apa itu Kesaktian Pancasila?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun