Mohon tunggu...
Wahyuningsih
Wahyuningsih Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Hobi membaca

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Strategi Mengelola Stres dan Emosi Negatif pada Anak Sekolah

13 Juni 2023   17:37 Diperbarui: 13 Juni 2023   19:43 209
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Stres adalah respons fisiologis dan psikologis yang muncul ketika seseorang menghadapi tekanan atau tuntutan yang melebihi kemampuan mereka untuk menghadapinya. Di sisi lain, emosi negatif adalah suasana hati yang tidak menyenangkan, seperti kecemasan, kemarahan, kesedihan, atau frustasi. Stres dapat memicu timbulnya emosi negatif dan sebaliknya emosi negatif yang berlebihan juga dapat menyebabkan stress. Anak sekolah seringkali menghadapi berbagai tekanan dan tantangan yang dapat menyebabkan stres dan emosi negatif. 

Stres dan emosi negatif pada anak sekolah dapat berasal dari berbagai faktor, seperti tekanan akademik yang tinggi, tekanan sosial dari teman sebaya, perubahan lingkungan yang signifikan, dan masalah keluarga. Ketika tidak ditangani dengan baik, stres dan emosi negatif ini dapat memiliki dampak serius terhadap kesejahteraan psikologis dan perkembangan anak.


Tekanan akademik adalah salah satu faktor utama yang menyebabkan stres pada anak sekolah. Tuntutan untuk mencapai hasil yang tinggi, persaingan dengan teman sekelas, dan harapan orang tua dapat memberikan beban yang berlebihan pada anak. Selain itu, Tekanan Sosial seperti Interaksi sosial di sekolah, termasuk tekanan dari teman sebaya, perundungan (bullying), dan perasaan tidak diterima oleh kelompok sosial tertentu, dapat menjadi sumber stress bagi anak sekolah. Hal ini dapat menyebabkan perasaan sedih, marah, atau rendah diri. Konflik keluarga, seperti perceraian orang tua atau ketidakharmonisan rumah tangga, juga dapat berdampak negatif pada anak dan menyebabkan stres.


Dampak dari stres dan emosi negatif pada anak sekolah sangat signifikan. Anak yang mengalami stres cenderung mengalami penurunan konsentrasi, gangguan tidur, masalah kesehatan fisik, dan penurunan prestasi akademik. Selain itu, mereka juga mungkin mengalami gejala emosi negatif seperti kecemasan, depresi, dan marah yang tidak terkendali. Stres yang berkepanjangan pada anak sekolah juga dapat berdampak jangka panjang pada kesejahteraan psikologis mereka di masa dewasa. Untuk mengatasinya, diperlukan strategi yang tepat untuk membantu anak-anak mengelola stress dan emosi negatif mereka. Guru dan orang tua dapat bekerja sama untuk menciptakan lingkungan yang mendukung, mengajarkan keterampilan pengelolaan stres, dan memberikan dukungan emosional kepada anak. Berikut adalah beberapa strategi yang dapat digunakan:

1. Komunikasi efektif. Guru dan orang tua dapat membantu anak-anak berbicara tentang perasaan mereka dan menyediakan lingkungan yang aman dan terbuka untuk berbicara. Dalam hal ini guru dan orang tua perlu memahami bahwa setiap anak memiliki karakter yang berbeda-beda. Sehingga penting untuk menyesuaikan cara berkomunikasi dengan anak-anak agar merasa aman, nyaman dan dapat terbuka.

2. Olahraga dan aktivitas fisik, aktivitas fisik seperti olahraga dapat membantu anak-anak mengurangi stres dan meningkatkan kesehatan mental dan fisik mereka. Olahraga dapat membuat anak-anak tampak lebih segar dan bugar sehingga dapat meningkatkan kosentrasi saat belajar.

3. Kegiatan kreatif. Kegiatan seperti seni atau musik dapat membantu anak-anak mengekspresikan diri dan mengurangi stres. Kegiatan ini dapat membantu anak-anak melupakan masalah yang sedang mereka hadapi. Kegiatan kreatif seperti melukis, menggambar, atau membuat kerajinan.

4. Pengaturan waktu yang baik. Mengatur waktu dengan baik dapat membantu anak-anak menghindari stres yang disebabkan oleh tugas yang menumpuk atau tenggat waktu yang ketat. Anak-anak dapat membuat jadwal yang baik dan memprioritaskan tugas-tugas yang penting dan deadline tugas yang lebih awal. Dengan mengatur waktu yang baik, anak-anak dapat merasa lebih santai dan fokus saat belajar atau mengerjakan tugas.

5. Me time atau menyediakan waktu untuk diri sendiri. Saat anak-anak merasa lelah, jenuh dan stres, mereka dapat menyediakan waktu untuk diri mereka sendiri. Seperti minum kopi, nonton drama korea, memasak, belanja online, healing, membaca atau hanya sekedar duduk tanpa melakukan apa-apa. Cara ini dapat membantu mengisi kembali energi dalam diri anak-anak.

Stres dan emosi negatif merupakan masalah yang signifikan pada anak sekolah. Faktor-faktor pemicu seperti tekanan akademik, hubungan sosial yang buruk, konflik keluarga, dan perubahan lingkungan dapat menyebabkan stres dan emosi negatif pada anak. Dampaknya termasuk penurunan konsentrasi, masalah tidur, masalah kesehatan fisik, penurunan prestasi akademik, dan masalah emosi. Oleh karena itu, strategi mengelola stress dan emosi negatif yang melibatkan guru, orang tua, dan lingkungan sekolah sangat penting untuk mengatasi stres dan emosi negatif pada anak sekolah.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun