Masa KKM kelompok Giri Dvipa telah melalui setengah perjalanannya, salah satu kelompok yang berada di kecamatan Turen, yang meleburkan diri menjadi satu kelompok secara utuh, kelompok ini sebenarnya terdiri dari 2 kelompok, pertama kelompok 151, dan kedua adalah kelompok 152. Namun, setelah mendapat instruksi dari kepala kelurahan Turen untuk melebur, kedua kelompok yang bertempatkan dikelurahan Turen ini melebur dan melaksanakan kerja-kerja KKM secara kolektif. Setengah jalan yang telah dilalui merupakan minggu ke-3, dan bertepatan dengan awal tahun 2023.
Minggu ke-3 ini merupakan lanjutan dari minggu-minggu sebelumnya, dan juga menentukan apakah kelompok kami akan melanjutkan dan menambah semangat menyelesaikan setengah sisanya, dan tak menutup kemungkinan minggu ketiga ini malah menjadi minggu yang menurunkan semangat, setelah dua minggu sibuk dengan berbagai macam program kerja. Kebetulan minggu ketiga kelompok KKM Giri Dvipa kami melaksanakan program kerja pendidikan.Â
Selain kita melaksanakan program kerja yang membaur ke masyarakat, kelompok kita juga merambah ke ranah pendidikan, dengan ikut belajar dan mengajar di salah satu sekolahan yang berada di kelurahan Turen.
Pendidikan sebagai salah satu hal mendasar penentu arah dan keberlangsungan hidup individu maupun kelompok, tentu sangat mempengaruhi beberapa faktor lainnya, karena pengaruh pendidikan sangat urgent, sampai hal ini diatur dalam konstitusi negara kita, UUD 1945 pasal 31 menyebutkan bahwa setiap warga negara memiliki hak yang sama untuk memperoleh pendidikan pada setiap jenis dan jenjang pendidikan[1]. Oleh karena itu, pengaturan pelaksanaan hak tersebut tidak boleh mengurangi arti keadilan dan pemerataan bagi setiap warga negara untuk memperoleh pendidikan.Â
SD Negeri 3 Turen menjadi pilihan dan tujuan teman-teman KKM Giri Dvipa untuk ikut belajar dan mengajar, bertemu dengan junior-junior kami yang sedang mengenyam pendidikan, merupakan pengalaman yang menyenangkan sekaligus mengesankan, kami yang kurang lebih 8 tahun lalu duduk di belakang bangku sekolah, kini berdiri didepan menyampaikan mata pelajaran, bukan hal yang mudah, namun juga tidak harus dihindari. Menyampaikan materi kepada peserta didik yang usianya jauh di bawah kita, merupakan tantangan, terlebih kami memiliki latar belakang kompetensi yang berbeda-beda.
Kesempatan mengajar pada KKM ini menjadi peluang kami belajar yang tidak kami peroleh di perkuliahan, terlebih fakultas selain fakultas keguruan, karena kompetensi yang berbeda, kami bisa saling belajar dan sharing tentang pendekatan ke peserta didik, cara mengajar, juga sistem pendidikan yang sedang berlangsung saat ini. Teman-teman fakultas keguruan yang membagi tips agar mudah mendekati peserta didik, juga bapak/ibu guru yang membagi tips cara mudah menyampaikan materi.
Bedasarkan pengamatan teman-teman KKM Giri Dvipa saat ikut serta  mengajar siswa SD Negeri 3 Turen, keaktifan dalam pembelajaran sangat ditinjau oleh seorang guru, jarang sekali kelas berada dalam kondisi pasif, apalagi yang mengajar ditingkat kelas 5, pertumbuhan siswanya didasari berdasarkan bentuk karakteristik siswa masing masing. Jadi dalam kegiatan belajar mengajar dibutuhkanya tenaga yang ekstra, dalam pengalaman kami berada dikegiatan mengajar  mendampingi guru.
Keaktifan siswa dalam bertanya mengenai pembelajaran sangat sering kami temui, begitu juga dengan respon  siswa itu sendiri sangatlah beragam, karena memang dari guru -- guru yang mengajar di SD Negeri3 Turen, seorang siswa dididik bedasarkan perkembangan karakteristik. Setiap masing-masing siswa, bahkan dari pihak guru sendiri menghimbau kami semua untuk belajar dalam segi pola pikir, tak lain untuk bisa mengusai pola pikir berbagai siswa yang berada di dalam kelas, lebih singkatnya satu pikiran seorang guru harus bisa mengusai beragam cara berpikir setiap siswa yang ada di kelas.
Mengenai penilaian perkembangan siswa yang berada di SD 3 Turen sangatlah bagus, seorang guru tidak menilai siswa berdasarkan nilai ujian, melainkan berdasarkan keaktifan seorang murid dalam mengikuti pembelajaran yang telah disampaikan oleh guru, dan juga pemahaman tugas -- tugas yang diberikan oleh guru tiap harinya. Karena guru--guru pun menyadari nilai ujian hanyalah formalitas sekolah, bukan membentuk karakter dan juga bakat siswa, maka dari itu seorang guru yang mengajar di SD Negeri 3 Turen menghimbau untuk membentuk siswa berdasarkan karakter masing masing siswa, dengan kesadaran guru seperti itu.
Siswa lebih mudah diketahui mana siswa yang faham dan mana siswa yang belum faham dalam pembelajaranya. Walaupun sebagai seorang guru harus membutuhkan tenaga yang lebih dalam mengajar,dengan begitu kewajiban seorang guru untuk menciptakan generasi yang berdasarkan karakter yang beragam dan juga bakat siswa yang berbeda - beda terwujud.Â