Majlis Taklim Nurul Iman PKK RW. 005 Tanah Tinggi, Johar Baru, Jakarta Pusat telah mengadakan sebuah kegiatan wisata religi sebagai pembuka pengajian di tempat tersebut ke tujuh masjid bersejarah di DKI Jakarta. "Ada banyak masjid bersejarah  di Jakarta namun menurut kami ketujuh masjid yang kami pilih adalah yang memiliki sejarah berbeda," jelas salah satu panitia pelaksana.Â
Hari Ahad, 11 Juni 2023 kemarin adalah hari yang ditunggu-tunggu oleh para jamaah majlis taklim tersebut. Rencana kegiatan religi ini telah diusung sejak Bulan Mei 2023 sebagai pembuka pengajian setelah lebaran Idul Fitri.Â
Perencanaan yang dilakukan oleh panitia cukup matang. Mereka membuat buku saku sebagai literasi tujuh masjid yang akan dikunjungi, membuat banner, menyediakan kudapan, makan siang, dan air mineral yang cukup mengingat Jakarta sekarang mencapai 32C.
Jamaah diminta untuk berkumpul di rumah panitia agar dilakukan briefing kepada para pengendali mobil dan doa bersama. Hal ini dilakukan dengan tujuan keselamatan dan ketepatan waktu sampai yang telah direncanakan.Â
Masjid pertama yang dituju adalah Masjid Jami'Al-Nawier. Masjid tertua di Jakarta Barat itu adalah masjid yang dibangun oleh Habib Abdullah bin Husein Alaydrus pada tahun 1760 Masehi. Masjid ini dibangun dengan arsitektur yang unik yaitu perpaduan antara Betawi dan Arab. Masjid yang terletak di kampung arab ini merupalan masjid kebanggaan masyarakat sekitar. Masjid ini adalah artefak perjuangan masyarakat Arab pada masa penjajahan. Masjid yang terletak di Pekojan, Tambora, Jakarta Barat ini konon merupakan induk dari masjid-masjid sekitarnya. Masjid ini memiliki ikatan kuat dengan Masjid Maulana Hasanudin di Banten, di dalamnya juga terdapat makam-makam tua ulama pada masa perjuangan kemerdekaan sehingga tak jarang para peziarah  menyempatkan waktu untuk mengunjungi makam para ulama tersebut. Di depan masjid banyak pedagang daging kambing yang merupakan daging favorit bangsa Arab. Disini juga banyak dijual hewan untuk aqiqah dan qurban. Sayangnya, tidak ada lahan parkir yang nyaman untuk para peziarah.Â
Masjid kedua yang saya dan para jamaah kunjungi adalah Masjid Luar Batang. Masjid ini terletak di Jalan Luar Batang V No. 10, Penjaringan, Jakarta Utara. Di dalam masjid ini terletak makan Habib Husein bin Abu Bakar Alaydrus. Masjid Jami Keramat Luar Batang ini adalah salah satu cagar budaya tujuan wisata religi peziarah Indonesia. Saat kami mengunjungi ke sana, puluhan bis telah terlebih dahulu berjajar untuk berziarah. Masjid yang dibangun pada tanggal 29 April 1739 ini adalah pusat penyebaran agama Islam di wilayah pelabuhan Sunda Kelapa.Â
Saya berkeliling di luar masjid ini, saya melihat pohon kurma yang sedang berbuah. Kurma muda yang terlihat sangat indah menjadi kesenangan tersendiri saat melihatnya. Sayang, kami tidak diizinkan masuk dan mendekat ke pohon tersebut.Â
Oia ternyata penamaan luar batang ini ada sejarahnya lho. Sebelumnya masjid ini bernama Masjid An-Nur. Nama  Luar Batang merupakan julukan Habib Husein yang kala wafat dan hendak dimakamkan, jenazahnya sudah keluar dari kurung batang. Hal tersebut berlangsung selama tiga kali yang akhirnya dimakamkan di Luar Batang. Â