Masalah gizi pada balita masih menjadi masalah utama dalam tatanan kependudukan. Permasalah gizi pada balita diantaranya stunting, wasing dan overweight. Stunting merupakan kondisi gagal tumbuh kembang pada anak balita yang disebabkan oleh kekurangan gizi kronis. Pada stunting, panjang atau tinggi badan anak berada di bawah standar yang ditetapkan oleh otoritas kesehatan.Â
Anak-anak yang mengalami stunting dapat mengalami kerusakan fisik dan kognitif yang parah dan sulit untuk dipulihkan. Penanganan kejadian stunting merupakan salah satu prioritas dalam pembangunan nasional.
Program Pencegahan Stunting di Indonesia telah dilakukan dengan beberapa inovasi untuk mencegah stunting pada bayi. Untuk menurunkan prevalensi stunting, pemerintah telah mengeluarkan berbagai program, termasuk pemberian PMT dan pemantauan pertumbuhan anak.Â
Pemerintah telah meneruskan program pemberian PMT ke tiap puskesmas. Pemberdayaan perempuan dan peran kader posyandu diidentifikasi sebagai faktor penting dalam menangani masalah stunting.
Pemberian Makanan Tambahan (PMT) adalah salah satu strategi yang efektif dalam mengurangi risiko stunting pada bayi dan balita. Program ini dilakukan  dengan tujuan meningkatkan kualitas hidup masyarakat, terutama pada orang-orang yang terlibat dalam 1000 Hari Pertama Kehidupan (HPK), seperti ibu hamil, ibu menyusui, dan anak usia 0-2 tahun.Â
Program PMT ini diteruskan dari puskesmas ke posyandu di wilayah kerja mereka, sehingga dapat disalurkan kepada masyarakat secara efektif. PMT ini berfokus pada permerian makan tambahan yang kaya akan zat gizi untuk bayi, batita, dan balita yang berpotensi mengalami stunting.Â
Selain itu pertumbuhan dan perkembangan anak-anak juga dipantau melalui penimbangan berat badan, pengukuran tinggi badan, lingkar kepala, dan lingkar lengan. Pemantauan ini dilakukan setiap kali mereka mengikuti kegiatan posyandu.
Posyandu berfungsi sebagai tempat rutin untuk penyuluhan, yang membantu menyebarkan informasi penting tentang pencegahan stunting secara efektif. Selain menjadi pusat edukasi, kader juga bertanggung jawab atas pemantauan pertumbuhan anak secara teratur, dengan harapan dapat mendeteksi dini kasus stunting. Sebagai pusat layanan kesehatan, posyandu memfasilitasi pemeriksaan kesehatan, distribusi makanan tambahan, dan pelaksanaan imunisasi, semuanya berkontribusi signifikan dalam mengurangi angka stunting.
Peran kader dalam posyandu sangat penting dalam upaya penurunan stunting. Kader posyandu berperan sebagai pemberdaya masyarakat, memberikan edukasi tentang stunting, melakukan pengukuran dan penimbangan pada balita untuk mendeteksi stunting.Â