Mohon tunggu...
Wahyuni Amanda
Wahyuni Amanda Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa

Blog Pribadi

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Tangkai Mawar yang Dipatahkan oleh Ibuku

11 November 2022   11:35 Diperbarui: 11 November 2022   11:42 279
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tangkai mawar pemberian Ibuku, dok. pribadi

Aku melihat sebuah tangkai mawar
Tangkai mawar yang berbeda pada setiap ukurannya
Ada tangkai yang panjang dan ada yang pendek
Dari perbedaan tangkai itulah menimbulkan kalimat tanya

Sejenak aku berfikir mengapa sebuah tangkai bisa berbeda ukurannya
Lantas aku berlari menuju Ibuku
Ibuku berkata "Jalannya pelan-pelan saja nak, nanti kamu jatuh"
Aku tersenyum lalu bejalan pelan ke arah Ibuku

Ketika aku duduk, aku langsung bertanya pada ibuku "Ibu kenapa tangkai mawar memiliki ukuran yang berbeda?"
Ibuku menjawab "Itu sama seperti kamu dengan temanmu nak, ukuran kamu berbeda namun kalian tetap sama-sama tumbuh"
Sejenak aku berfikir lalu kembali menanyakan sebuah pertanyaan lagi kepada ibuku "Ibu kenapa tangkai mawar suka ibu patahkan setelah berbunga?"
Ibuku tersenyum lalu bertanya kembali kepadaku "Kalau kamu punya impian lalu impian itu sudah terwujud, setelah itu apa yang kamu mau lakukan?"
Aku menjawabnya dengan penuh semangat "Aku mau punya impian yang lain Bu"

Ibuku tersenyum lalu berkata "Jika kamu sudah paham itu, maka ibu akan jelaskan tentang tangkai mawar yang suka Ibu patahkan"
Aku menggangguk sambil tersenyum ke arah Ibuku
Ibuku mengajakku melihat tangkai mawar lagi
Lagi dan lagi aku melihat Ibuku mematahkan tangkai mawar

Aku sontak saja bertanya "Kenapa dipatahkan lagi bu tangkai mawarnya?"
Ibuku berkata "Seperti yang sudah Ibu jelaskan ke kamu tadi, tangkai yang ibu patahkan ini seperti impian yang sedang kau inginkan"
Aku seketika kesal dengan jawaban Ibuku
Lantas aku menangis sambil mengatakan "Ibu kenapa mematahkan impian yang aku inginkan?"

Ibuku lagi lagi tersenyum sambil mengatakan "Nak mungkin esok kamu akan menangis seperti sekarang, atas impian yang sedang kamu inginkan dan digagalkan oleh Allah. Namun asal kamu tahu Nak, Allah tahu apa yang terbaik untukmu sehingga ia gagalkan keinginanmu dan Allah mengganti keinginanmu dengan kebutuhanmu"
Seketika aku berhenti menangis dan menanyakan "Apa maksudnya Bu?"
Ibuku tersenyum sambil menunjuk ke tangkai bunga yang lain "kamu lihat bunga mawar ini?"
Aku melihat ke arah bunga yang Ibu tunjuk "Aku lihat bu, itu bukannya tangkai yang pernah ibu patahkan?"
Ibuku mengelus kepalaku sambil mengatakan "Iya betul nak, tangkai yang ibu patahkan membuat tangkai itu tumbuh tunas baru dengan bunga-bunga yang begitu indah. Mungkin sekarang kamu tidak akan mengerti yang ibu ajarkan ini, namun ketika dewasa nanti kelak kamu akan mengerti apa yang ibu ceritakan tentang ini"
Ibu berikan tangkai mawar ini kepadamu agar kelak ketika dewasa kamu tau maksud ibu dan tangkai mawar ini akan mengingatkkanmu tentang ini

Beberapa tahun kemudian aku menyadari bahwa perkataan Ibuku benar
Tangkai mawar inilah yang mengingatkanku bahwa aku pernah berdiskusi tentang impianku
Tangkai mawar ini juga yang mengingatkanku atas skenario Allah yang sangat indah terhadapku
Bahkan sampai sekarang aku masih menyimpan tangkai mawar pemberian Ibuku :)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun