Mohon tunggu...
Aqoemetta Matamata
Aqoemetta Matamata Mohon Tunggu... -

menulis itu susah- susah gampang,..

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Patah

8 Juni 2013   11:39 Diperbarui: 24 Juni 2015   12:21 57
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

lama tak menulis di sini? apa kabar semua? semoga semuanya masih dalam keadaan baik.

rindu rasanya setelah sekian lama tak melihat tempat ini,

sungguh tak percaya jika semuanya akan seperti ini

semua yang aku bangun dan akan tumbuh tiba- tiba terinjak oleh mahluk yang lebih besar. Besar kuasa, besar statusnya, dan besar akan segalanya. Akhirnya kami yang hanya sebatas mahluk tak berdaya, harus menanggung dampaknya. Namun jangan salah mengartikan, bukan tidak kami tidak mau namun kami hanya ingin mengungkapkan uneg- uneg yang selama beberapa hari mengobrak- abrik hati dan pikiran sebagai manusia. Keprofesionalitasan seseorang itu terletak pada passionnya, namun saat waktu berkata lain kami juga harus belajar.Memulai dari awal dan untuk apa semuanya jika kami bisa melakukan? tentunya bukan untuk kami tapi untuk anda para pemilik modal.

hahaha,... betapa bodohnya mahluk ini. Dirinya yang mengetahui dirinya diperlukan seperti itu tidak berani berbuat apa- apa?. Sebenarnya bukan karena tak berani, namun karena ingin mempertahankan diri sendiri. Menunjukkan yang terbaik dan demi Anda yang menjadi Panutan Kami Wahai Pemimpin yang Bijaksana, pemimpin yang sangat kami kagumi dan mampu mengayomi kami. Kami siap jika harus berada di Garda ke depan. Mari tunjukkan kepada mereka yang menyudutkan kami dan telah berani- beraninya menjadikan kami upeti

Upeti? ya, kami memang upeti. Upeti atas segala kesalahan mereka.Mereka yang tidak mampu mengurusi rumah tangga dan tak becus melakukan kewajiban menjadikan kami kambinghitam. Hmmm,.. betapa adilnya ini Tuhan. Saat hati remuk tak tertahan, mereka tertawa dan merasa menang. Tapi apakah mereka sadar, dengan menjadikannya kami seperti ini, apakah kami akan patuh dengan mereka? TIDAK,..!!! Kami tak sudi jika harus membungkukkan punggung lagi. (8/6/2013)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun