Mohon tunggu...
Aqoemetta Matamata
Aqoemetta Matamata Mohon Tunggu... -

menulis itu susah- susah gampang,..

Selanjutnya

Tutup

Foodie

Diet Itu Pengaturan Makanan, Bukan Pengurangan Asupan

4 September 2014   15:24 Diperbarui: 18 Juni 2015   01:38 207
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Parenting. Sumber ilustrasi: Freepik

Banyak orang berpandangan diet merupakan pengurangan asupan. Padahal konsep diet yang benar merupakan pengaturan pola makan. Untuk itu, program diet yang benar harus dilakukan secara aman, tidak menyiksa badan, tetapi juga bukan sesuatu yang bersifat instan karena diet merupakan gaya hidup sehat, bukan gaya hidup sesaat.

Salah kaprah begitulah masyarakat jaman sekarang saat menafsirkan kata "diet". Ahli Gizi dr. Ineka Andi Tabita menjelaskan, diet bukanlah program yang menyiksa tetapi gaya hidup sehat yang mencerminkan keteraturan dalam hal pola makan. Karena diet adalah salah satu upaya mengeliminasi lemak bukan mengurangi jumlah nutrisi di dalamnya.

Pola makan sehat dengan asupan jumlah kalori dan nutrisi yang benar dapat membuat berat badan menjadi ideal. Artinya, tidak untuk mengurangi jumlah makanan yang akan membuat tubuh menjadi lemas dan kehilangan mood  tetapi lebih pada pembentukan pola makan sehingga tubuh dapat menerima dan tidak menimbulkan gangguan pencernaan.

Dalam ilmu kesehatan, pengertian diet ini sangat luas, tidak hanya dalam bentuk penurunan lemak tetapi juga peningkatan lemak. Sesuai dengan kondisi masing- masing orang yeng membutuhkan perlakukan. “Diet itu sebenarnya merupakan suatu perlakukan khusus agar dapat membentuk budaya sehat bukan mengikat,” ujarnya.

Bagi wanita yang memiliki kelebihan berat badan (over weight), disarankan untuk makan 5-6 kali sehari. Jumlahnya pun harus sesuai dengan takaran yang telah ditentukan sesuai dengan jumlah nutrisi yang diperlukan oleh tubuh.

Hal tersebut didasarkan pada program diet yang benar, yakni untuk menurunkan prosentase lemak tubuh. Caranya dengan mengatur pola makan sehat dengan porsi kecil hingga sedang. Syaratnya, harus berhenti sebelum rasa kenyang tercapai.

Logikanya, semakin sering seseorang makan maka metabolisme tubuh menjadi lebih aktif. Sedangkan kadar hormon insulin (hormon yang menginstruksikan tubuh untuk menyimpan cadangan energi dengan membentuk sel2 lemak baru) dapat menjadi stabil, tidak naik turun.

Jika seseorang ingin diet, sebaiknya melakukan serangkain tes terlebih dahulu. Hal ini untuk menghindari adanya resiko alergi ataupun terserangnya suatu penyakit.

"Ada beberapa tahapan yang harus dilakukan pasien. Salah satunya dengan tes darah. Tes darah berfungsi untuk mengetahui riwayat hidup sekaligus mengindikasi ada tidaknya suatu penyakit," kata dr. Ineka.

Saat seorang pasien yang akan melakukan diet ternyata mengidap kolesterol (kelebihan protein) maka mereka harus mengindari makanan yang berbau hewani. Misalnya seperti daging dan telur. Kemudian mereka harus memperbanyak makan buah dan sayur.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun