Secara terminologi dinasti bisa diartikan dengan kelanjutan kekuasaan pemerintahan yang dipegang oleh satu garis keturunan dan biasanya ini ada dalam sistem pemerintahan monarki atau kerajaan.
Lalu apakah di sistem demokrasi ada dinasti politik?
Jawabannya tentu saja ada. Negara Amerika Serikat sebagai kiblatnya demokrasi saja melakukannya, kita lihat saja keluarga Kennedy pernah berkuasa di berbagai jabatan. George Bush mewarisi dan mempersiapkan anaknya George Walker Bush menjadi presiden, dan juga Hillary Clinton maju sebagai kandidat presiden setelah suaminya pernah menjabat sebagai presiden dua periode.
Dan di negara-negara lain sudah tentu saja ada dinasti politik, begitu juga yang terjadi di Indonesia.
Sebelum lebih jauh bercerita tentang dinasti politik yang ada di Indonesia, ada baiknya kita harus tau apa sebenarnya arti dari dinasti politik itu sendiri.
Dinasti politik adalah kekuasaan yang secara turun temurun dilakukan dalam kelompok keluarga yang masih terikat dengan hubungan darah tujuannya untuk mendapatkan atau mempertahankan kekuasaan.
Sebagai contoh di tingkat pusat seperti trah Soekarno, Soeharto, Yudhoyono yang banyak ambil bagian dalam perpolitikan Indonesia. Dan mungkin trah Joko Widodo akan mengikuti langkah senior-seniornya.
Lalu, apakah dinasti politik salah dalam sistem demokrasi?
Pada dasarnya tidak ada yang salah dengan dinasti politik. Dinasti politik bisa dimaklumi dan diterima dalam kehidupan demokrasi, sepanjang mengikuti aturan main dalam perekrutan. Tidak main tunjuk dan pengangkatan langsung sebagai penggantinya secara turun temurun. Dinasti politik di era demokrasi berbeda dengan di era kerajaan yang langsung ditunjuk dan turun temurun.
Dinasti politik erat dengan oligarki politik dan ini sama sekali tidak dapat dipisahkan. Oligarki politik yaitu bentuk kekuasaan yang dipegang oleh elit kecil, termasuk dinasti politik. Itulah sebabnya, ketika kita bicara masalah dinasti politik, berarti secara tidak langsung kita akan membicarakan oligarki. Walaupun saat ini tiap daerah sudah mempunyai otonomnya masing-masing.