Mohon tunggu...
Wahyu Fajar Lestari
Wahyu Fajar Lestari Mohon Tunggu... Penulis - Content Writer - Mahasiswa

Menyukai pendidikan, menulis, dan membaca.

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas Pilihan

Larangan Mengejek Sesama Manusia dalam Islam

6 Desember 2024   09:47 Diperbarui: 6 Desember 2024   09:52 46
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Manusia adalah makhluk sosial, artinya manusia tidak dapat hidup sendiri dan selalu membutuhkan orang lain untuk bertahan hidup. Maka dari itu, sudah sepantasnya bagi sesama manusia untuk saling membina hubungan baik demi terciptanya kedamaian dalam kehidupan. Salah satu cara untuk membina hubungan baik tersebut adalah dengan menjaga lisan untuk tidak mengejek atau mengolok-olok sesama manusia.

Menurut KBBI, 'ejekan' berasal dari bentuk nomina 'ejek' yang bermakna perbuatan mengejek, mengolok-olok, dan sindiran. Fakta sosial membuktikan bahwa ejekan merupakan ungkapan yang sangat menyakitkan dalam hubungan sosial. Ejekan selalu bernada negatif yang dapat menyakiti kelompok tertentu bahkan secara individu.

Mengejek adalah perbuatan tercela yang seharusnya dihindari oleh setiap umat manusia. Bahkan dalam agama Islam, telah disampaikan dengan jelas bahwa Allah melarang umatnya untuk saling mengejek satu sama lain. Pada hakikatnya, mengejek sesama manusia sama saja dengan mengejek dan menghina diri sendiri. Dalam hal ini, konteks larangan mengejek mencakup berbagai aspek, baik itu kondisi fisik, pekerjaan, kehidupan sosial, kepercayaan, perbedaan pendapat dan lain sebagainya. Tidak hanya secara langsung (tatap muka), namun juga secara tidak langsung atau melalui media sosial.

Larangan mengejek orang lain jelas tertera dalam firman Allah SWT dalam surah Al-Hujurat ayat 11 sebagai berikut.

Artinya: Wahai orang-orang yang beriman, janganlah suatu kaum mengolok-olok kaum yang lainnya (karena) boleh jadi mereka (yang diolok-olokkan itu) lebih baik daripada mereka (yang mengolok-olok) dan jangan pula perempuan-perempuan (mengolok-olok) perempuan lainnya (karena) boleh jadi perempuan (yang diolok-olok itu) lebih baik daripada perempuan (yang mengolok-olok). Janganlah kamu saling mencela dan saling memanggil dengan julukan yang buruk. Seburuk-buruk panggilan adalah (panggilan) fasik setelah beriman. Siapa yang tidak bertobat, mereka itulah orang-orang yang zalim.

Ayat ini mengajari setiap umat manusia untuk tidak saling mengolok-olok, saling mencela, dan  memanggil manusia lain dengan sebutan yang buruk. Sebab, bisa jadi orang yang diejek lebih baik daripada orang yang mengejek. Ayat ini juga mengajari setiap manusia untuk segera bertaubat apabila secara sadar maupun tidak sadar telah berbuat tercela kepada orang lain. Sebab, jika tidak maka orang tersebut termasuk orang-orang yang zalim.

Larangan mengejek juga disampaikan oleh Nabi Muhammad SAW dalam sabdanya. Sebagai suri teladan seluruh umat manusia, Nabi Muhammad melarang umat manusia untuk saling mengejek, membenci, menganiaya, dan menebar permusuhan. Karena hakikatnya, setiap muslim adalah saudara.

: :

Artinya: Dari Abu Hurairah Radhyallahu anhu, ia berkata, Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, "Janganlah kalian saling dengki, saling mencela, saling membenci, dan saling bermusuhan; jangan pula sebagian kalian berbuat aniaya terhadap sebagian yang lain, tetapi jadilah kalian sebagai hamba-hamba Allah SWT yang bersaudara. Orang muslim adalah saudara orang muslim yang lain, tidak boleh menganiaya dan menghinanya, tidak boleh pula merendahkannya. Takwa ada di sini (seraya mengisyaratkan ke dadanya sebanyak tiga kali). Cukuplah dianggap suatu kejahatan bagi sesorang bila ia menghina saudaranya yang muslim. Setiap orang muslim atas orang muslim lainnya diharamkan darah, harta benda, dan kehormatannya (HR Muslim).  

Selain itu, dari Abdullah bin Mas'ud RA berkata, "Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, 'Mencela seseorang muslim merupakan kefasikan dan memeranginya merupakan kekufuran." Kefasikan mempunyai makna lebih besar dari sekedar kemaksiatan. Maka, orang-orang yang suka mengejek dan mencela orang lain berarti ia adalah orang yang telah melakukan kemaksiatan besar. Ia berdosa dan haram baginya kenikmatan surga.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun