Mohon tunggu...
Wahyu Langgeng Prastiyo
Wahyu Langgeng Prastiyo Mohon Tunggu... Guru - Belajar, Mengajar, Romanista, Penikmat Film

Tenaga Pendidik di SMA N 1 Kota Mungkid

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Koneksi antar Materi Pengambilan Keputusan Pemimpin Pembelajar

15 Mei 2022   23:24 Diperbarui: 15 Mei 2022   23:24 112
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

  1. Bagaimana pandangan Ki Hajar Dewantara dengan filosofi Pratap Triloka memiliki pengaruh terhadap bagaimana sebuah pengambilan keputusan sebagai seorang pemimpin pembelajaran diambil?

Ing ngarso sung tuladha, Ing madya mangun karsa, Tut wuri handayani, saya yakin kita semua familiar dengan semboyan tersebut. Kita mengenalnya dengan istilah Pratap Triloka, sebuah konsep pendidikan yang digagas oleh Suwardi Suryaningrat atau populer dengan sebutan Ki Hadjar Dewantara. Dari uraian tersebut maka sebagai pendidik hendaknya kita menjadi pemimpin pembelajaran. Setiap keputusan-keputusan yang diambil oleh guru, akan berdampak terhadap tumbuh kembang murid. Tugas guru terhadap murid adalah selalu hadir untuk murid di berbagai situasi dan kondisi ("depan", "tengah", "belakang"). Apapun yang kita putuskan adalah demi murid, bepihak pada murid dan untuk kepentingan murid. Jadi tugas guru hendaknya menuntun segala yang ada pada anak, mengarahkan dan memberi dorongan supaya anak dapat berproses dengan rasa kebahagiaan dan bertumbuh kembang dengan selamat. Murid bertumbuh kembang secara merdeka sesuai kodratnya, sehingga selamat dari pengaruh tidak baik selama proses tumbuh kembangnya.

Bagaimana nilai-nilai yang tertanam dalam diri kita, berpengaruh kepada prinsip-prinsip yang kita ambil dalam pengambilan suatu keputusan?

Menurut saya pengaruh pandangan Ki Hadjar Dewantara dengan filosofi Pratap Triloka terhadap sebuah pengambilan keputusan sebagai seorang pemimpin pembelajaran adalah ketika guru mampu menyadari bahwa dalam lingkungan sekolah sering kali kita dihadapkan pada berbagai dilema etika dan bujukan moral. Berdasarkan keadaan itu maka guru harus memiliki kompetensi dan peran sesuai dengan filosofi Pratap Triloka dari Ki Hadjar Dewantara dengan cara menjadi sosok yang dapat menjadi teladan yang positif, motivator, fasilitator dan mampu membentuk karakter positif kepada murid untuk mewujudkan profil Pelajar Pancasila. Dalam pengambilan keputusan guru juga dapat menggunakan 9 langkah dalam pengujian dan pengambilan keputusan.

  1. Bagaimana kegiatan terbimbing yang kita lakukan pada materi pengambilan keputusan berkaitan dengan kegiatan 'coaching' (bimbingan) yang diberikan pendamping atau fasilitator dalam perjalanan proses pembelajaran kita, terutama dalam pengujian pengambilan keputusan yang telah kita ambil. Apakah pengambilan keputusan tersebut telah efektif, masihkah ada pertanyaan-pertanyaan dalam diri kita atas pengambilan keputusan tersebut. Hal-hal ini tentunya bisa dibantu oleh sesi 'coaching' yang telah dibahas pada modul 2 sebelumnya.

Coaching merupakan ketrampilan yang sangat penting dalam menggali suatu permasalahan yang sebenarnya terjadi baik masalah dalam diri kita maupun masalah yang dimiliki orang lain. Pada konteks pembelajaran yang berpihak pada murid, coaching menjadi salah satu proses 'menuntun' kemerdekaan belajar murid dalam pembelajaran di sekolah.

Dengan langkah coaching TIRTA, kita dapat mengidentifikasi masalah apa yang sebenarnya terjadi dan membuat pemecahan maslah secara sistemis. Konsep coacing TIRTA sangat ideal apabila dikombinasikan dengan sembilan langkah konsep pengambilan dan pengujian keputusan sebagai evaluasi terhadap keputusan yang diambil.

Coaching menjadi proses yang sangat penting dilakukan di sekolah, karena guru dalam hal ini sebagai coach akan menggali potensi yang dimiliki oleh muridnya dengan memberi pertanyaan pemantik sehingga murid dapat menemukan potensi yang terpendam dalam dirinya untuk dapat menyelesaikan permasalahan-permasalahan yang dihadapinya tanpa paksaan dan campur tangan orang lain, serta mampu mengambil keputusan yang tepat dengan resiko yang paling kecil.

Guru sebagai pendidik dan pemimimpin pembelajaran sudah sepatutnya meluangkan waktunya untuk menjalankan proses coaching demi terciptanya iklim pendidikan yang berpihak pada murid .

  1. Bagaimana kemampuan guru dalam mengelola dan menyadari aspek sosial emosionalnya akan berpengaruh terhadap pengambilan keputusan?

Sebagai seorang pendidik, kita harus mampu menjembatani perbedaan minat dan gaya belajar murid di kelas sehingga dalam proses pembelajaran murid mendapatkan pembelajaran yang menyenangkan dan sesuai profil belajar mereka masing-masing. Untuk itu diperlukan pengambilan keputusan yang tepat agar seluruh kepentingan murid dapat terakomodir dengan baik. Kompetensi sosial dan emosional diperlukan agar guru dapat fokus memberikan pembelajaran dan dapat mengambil keputusan dengan tepat dan bijak sehingga dapat mewujudkan merdeka belajar di kelas maupun di sekolah.

  1. Bagaimana pembahasan studi kasus yang fokus pada masalah moral atau etika kembali kepada nilai-nilai yang dianut seorang pendidik.

Keberpihakan dan mengutamakan kepentingan murid dapat tercipta dari tangan pendidik yang mampu membuat solusi tepat dari setiap permasalahan yang terjadi. Pendidik yang mampu melihat permasalahan dari berbagai kaca mata dan pendidik yang dengan tepat mampu membedakan apakah permasalahan yang dihadapi termasuk dilema etika ataukah bujukan moral.

Tidak dipungkiri bahwa seorang pendidik pasti banyak kasus yang dihadapi dalam pembelajaran di sekolah dan kelas. ketika guru dihadapkan dengan berbagai macam  kasus-kasus yang menyangkut pada  masalah moral dan etika, baik secara sadar atau pun tidak akan terpengaruh oleh nilai-nilai kebajikan yang dipilihnya dan  akan mempengaruhi dirinya dalam mengambil sebuah keputusan yang tepat, benar dan dapat dipertanggung jawabkan.  Nilai-nilai kebijakan yang dipilih diharapkan sudah sesuai dengan kaidah moral, agama dan norma norma yang lain sehingga nantinya keputusan yang diambil  tepat dan  benar secara pribadi dan sesuai harapan kebanyakan pihak.

  1. Bagaimana pengambilan keputusan yang tepat, tentunya berdampak pada terciptanya lingkungan yang positif, kondusif, aman dan nyaman.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun