Lelaki bertompang dagu
menerawang haluan perahu
pikirannya tak tentu
menyibak udara beku
sinar mentari malumalu
percikkan ombak berlalu
getar bibir bisu
entah apa yang dimau
Pekik burung camar
lelaki menoleh
dipungutnya remah remah
roti tawar
kibaskan tangan acuh
Hari menjelang senja
setanak nasi membayang
getir menyergap cepat
hancur laut
juga harapannya
sementara setumpuk utang
didepan mata
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!