Hari ini Kamis, 25 November 2021 merupakan hari Guru Nasional. Hari dimana seharusnya seorang murid melakukan muhasabah dan bertanya didalam dirinya sendiri apakah ia sudah memenuhi kriteria sebagai seorang murid yang ideal, sehingga peringatan Hari Guru tidak hanya sekedar menjadi rutinitas tahunan yang dilakukan tanpa ada nilai dan beban tanggung jawab untuk melakukan perbaikan diri sebagai seseorang yang sedang menuntut ilmu kepada seorang Guru. Hari Guru harus menjadi momentum dalam meningkatkan penghargaan dan penghormatan terhadap jasa-jasa Guru yang harus diimplementasikan dengan akhlak dan adab yang tidak hanya menjadi ceremonial sehari dua hari saja, melainkan seumur hidup.
Pada kesempatan kali ini saya akan menulis dari sudut pandang saya sebagai seorang murid dengan membahas mengenai bagaimana kriteria dan perwujudan dari seorang murid yang ideal, pembahasan ini berdasarkan pada persepektif Abu Al-Hasan Al-Mawardi yang merupakan seorang Ahli Fiqh dari Irak ia merupakan salah satu tokoh, pemikir dan peletak dasar keilmuan politik Islam. Pakar ilmu politik termasyhur di era Kekhalifahan Abbasiyah.
Murid yang ideal adalah ia yang mengedepankan nilai-nilai etika dalam berinteraksi dengan gurunya. Sikap dan perilakunya mencerminkan moralitas pelajar yang selalu menghormati hak-hak gurunya.Â
Dengan adab lah guru dan murid dapat mencapai kesuksesannya masing-masing. Atas dasar ini, ada beberapa tolak ukur adab dan etika seorang murid terhadap guru, diantaranya :
1. Menghormati guru: mengambil hati dan merendahkan diri.
Dalam menempuh studinya, murid harus dapat mengambil hati gurunya dan bersikap rendah hati kepadanya. Upaya mengambil hati dan merendahkan diri jika diaplikasikan akan membawa keuntungan bagi murid, namun sebaliknya jika diabaikan akan membawa kerugian bagi murid sendiri. mengambil hati seorang guru akan memotivasi guru untuk menampakkan ilmunya yang tersimpan sehingga murid mendapat pemahaman yang maksimal, sementara sikap rendah hati akan memotivasi guru untuk selalu sabar yang memungkinkannya mentransfer ilmunya sebanyak mungkin kepada muridnya.
Seorang murid perlu menciptakan suasana hubungan yang baik selama berinteraksi dengan guru. Realisasi dari penciptaan relasi yang baik dengan guru adalah dengan mengimplementasikan sikap rendah hati (tawadhu’) pada guru dan berusaha menyenangkan hati guru. Sikap yang baik dalam belajar memiliki efek yang positif secara psikologis terhadap guru seperti munculnya sikap keterbukaan dan kesabaran dalam mengajar. Selain itu, sikap rendah hati dan sikap yang menyenangkan akan selalu menjaga kestabilan emosional guru dan hubungan harmonis dengan guru sehingga tercipta suasana kondusif dalam pembelajaran.
Dalam hal ini banyak hadis, perkataan sahabat, orang bijak, maupun penyair yang pada intinya menekankan agar murid selalu menghormati dan memuliakan gurunya, menghormati keutamaan ilmunya dan bersikap rendah hati terhadapnya. Sikap seperti ini tidak boleh diimplementasikan secara diskriminatif, guru yang populer dan tidak populer atau memiliki kedudukan atau tidak memiliki kedudukan harus diperlakukan setara, yakni sama-sama mendapat penghormatan. Seorang guru mempunyai hak untuk dimuliakan berdasarkan ilmu yang dimilikinya bukan karena jabatan atau kekayaannya. Â Seorang guru harus diperlakukan dengan penuh adab seperti memperlakukan seorang raja
2. Meneladani Guru.