MEMBANGUN DESA UNTUK KEBANGKITAN INDONESIA RAYA
Peringatan 20 Mei adalah momentum mengenang Boedi Oetomo, salah satu organisasi pertama bercorak nasionalis di Indonesia, didirikan oleh anak-anak negeri yang menginginkan eksistensi sebagai masyarakat bermartabat di bumi kelahirannya, karya luhur 108 tahun silam.. upaya untuk membangkitkan semangat juang di negeri yang terjajah kolonial, kelak kemudian momentum tersebut yang menyebarkan virus kesadaran berbangsa dan berserikat, bersatu untuk menggapai kemerdekaan, kemakmuran dalam arti yang sesungguhnya untuk seluruh anak bangsa. Silih berganti pemimpin negeri dan pemerintahannya namun hingga hari ini masih juga berserakan komunitas anak bangsa yang jauh dari kemakmuran, masih banyak daerah yang terbelakang dan tertinggal dengan kemajuan pembangunan pada umumnya.
Ditahun yang ke 108 Kebangkitan Nasional dan Kemerdekaan Indonesia yang ke 71 ini semangat kebangkitan harus terus kita kobarkan kembali, kebangkitan bukan lagi untuk bicara kemerdekaan atau kebebasan personal kelompok, ras atau golongan tetapi kebangkitan nasional untuk menumbuh kembangkan semangat kolektif kearifan lokal yang kian punah.. gotong royong.
Pemerintahan Jokowi JK sadar betul kondisi bangsa kekinian, sadar bahwa adil makmur belum dinikmati seluruh warga bangsa ditambah merosotnya integritas yg ditandai makin maraknya oknum pejabat melakukan korupsi dan mengkhianati amanah jabatan, pembangunan belum merata di seluruh wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia, banyak pembangunan fisik tetapi tidak membangun kemandirian dan penguatan SDM, ada kelompok warga yang makmur kaya raya namun kemiskinan jauh lebih banyak.
Seluruh masyarakat khususnya daerah pinggiran harus menjadi garda depan pembangunan Indonesia Raya yang menyeluruh. Hal ini seiring dengan semangat Nawa Cita Jokowi-JK khususnya cita ke tiga yang menyebutkan secara eksplisit bahwa negeri ini akan dibangun dari pinggiran, daerah tertinggal dan desa-desa dalam kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Semangat tersebut juga merupakan implementasi dari UU Nomor 6 Tahun 2014 yang menempatkan desa pada posisi sangat penting bagi pembangunan Indonesia. Kurang lebih 74.093 desa berpeluang untuk menjadi kota-kota baru yang direncana dan dibangun oleh masyarakat desa setempat. Marwan Jafar Menteri Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi pernah menyampaikan “Komitmen kuat membangun desa pada akhirnya harus diwujudkan dengan aksi nyata dan kerja keras. Ikhtiar dan konsistensi dalam bekerja menjadi kunci agar desa benar-benar menjadi bagian penting dalam pembangunan nasional.”
Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi sebagai kementerian yang mendapat amanah mengawal Desa Membangun Indonesia telah mengibarkan bendera untuk membangun desa-desa dari Sabang hingga Merauke. Program Dana Desa yang diatur dengan UU 60 Tahun 2014 memberi semangat kebangkitan membangun desa, membangun bumi tanah kelahiran dan tempat bermukim sesuai karakterisktik dan kebutuhan masyarakat bukan sekedar menjadikan desa obyek eksploitasi semata.
Tidak berlebihan bila saya mengajak seluruh anak bangsa, khususnya kawan-kawan Alumni Kongres Relawan Jokowi se-Dunia di GIM Bandung 2013, komunitas relawan pendukung dan pengawal Jokowi JK untuk mengawal Kementerian Desa PDTT dan senantiasa membangkitkan semangat membangun Indonesia Raya. Kita jadikan momentum Hari Kebangkitan Nasional 2016 sebagai pijakan membangun desa untuk kemakmuran yang berkeadilan menuju kejayaan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Salam WHP utk semua, saudara sesama anak bangsa.. JOKOWI ADALAH KITA.. Merdeka.. www.kemendesa.go.id
