S e d i h….
Ketika ku lihat matamu mulai sembab dan berkaca-kaca, ku tahu ada yang sedang menganggu di hatimu.
Ketika kulihat sedetik kemudian butiran bening itu jatuh dan membasahi pipimu, ku tahu dirimu sudah tak kuasa menanggung beban itu.
Sejenak aku hanya bisa diam, mencoba mencari-cari apa gerangan yang membuatmu seperti itu. Beban berat apa yang mampu menghancurkan jiwamu dan perasaanmu.
Sejenak aku hanya bisa diam, karena tak pernah ku lihat engkau seperti itu. Karena yang kutahu engkau adalah sosok yang tegar bagai karang. Tiada pernah goyah betapapun beribu ombak besar telah menerjang mu. Tiada pernah terucap dari mulutmu rasa mengeluh betapapun kerasnya hidup yang kau jalani. Karena engkau pasrah menjalani semuanya, karena kau ikhlas menerima semua yang telah diberikan oleh Nya. Satu ucapan yang kerap keluar dari bibirmu dan itu sering kali ku dengar. Sampai akhirnya selalu ku ingat dan semoga aku akan mampu untuk selalu mengingatnya.
’’ awake dewe urip iki sak dermo nglakoni’’ yang kira-kira artinya kita hidup sekedar menjalani...
Sebuah kalimat yang sarat dengan makna dan mempunyai arti yang sangat luas, seluas arti kata sebuah ’’menjalani’’.
Karena yang ku tahu bagimu menjalani hidup ini adalah sebuah keharusan tanpa keluhan. Kau selalu yakin apapun yang akan kau terima adalah dari Tuhan. Dan Tuhan tak mungkin memberikan sesuatu yang tak mungkin kita terima, karena Tuhan sungguhlah Maha Tahu dan Maha Mengetahui.
Tapi mengapa hari ini engkau meneteskan air mata, meski tak kudengar terucap sebuah kata yang membantuku untuk mengerti apa yang sedang menggangu pikiranmu. untuk ibuku tercinta....yang tak pernah mengeluh menjalani hidup ini. aku ingin seperti mu...
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H