Kegiatan yang termasuk dalam program kerja KKN UM Desa Rejosari 2022 ini diikuti oleh 70 peserta yang berasal dari perwakilan SD/MI dan anak-anak se-desa Rejosari. Festival ini mengangkat tema "Aktif, Kreatif, dan Rekreatif" yang dibuka oleh ketua koordinator KKN Desa Rejosari, Naufal Firdaus.
Gelaran Festival Permainan Tradisional Anak (FPTA) Desa Rejosari merupakan program kerja yang bertujuan untuk melestarikan dan memperkenalkan permainan tradisional di tengah-tengah gempuran perkembangan teknologi digital kepada anak usia dini. Upaya dari tim KKN UM untuk memperkenalkan permainan tradisional dilakukan melalui kegiatan perlombaan antar SD/MI se-Rejosari. Adapun permainan yang dilombakan, antara lain seperti bakiak, egrang, congklak, gobak sodor, pistol bambu, balap karung, dan balap ban.Â
Permainan tradisional telah menjadi wahana penting dalam menyimpan spirit kebangsaan, Indonesia. Di dalam ragam jenis permainan, segenap kearifan dan nilai-nilai keadaban dikemas dan diwariskan kepada setiap anak yang mulai belajar memahami makna penting kebangsaan dan kemanusiaan.
Semua jenis permainan tradisional mengajarkan kearifan hidup yang seimbang, yakni spirit yang biasa kita kenal dengan istilah 'gotong royong'. Itulah juga pondasi kebangsaan Indonesia.
Melalui permainan tradisional, anak-anak dihantar memahami dan menemukan substansi nilai gotong royong. Nilai-nilai itulah pondasi yang kokoh bagi pembentukan karakter. Permainan tradisional adalah perhelatan bagi anak-anak untuk mengenal bangsanya.
Kegiatan yang berlangsung mulai pukul 07.00 WIB dibuka dengan kegiatan senam pagi bersama seluruh peserta dan panitia. Kemudian diikuti kegiatan selanjutnya yaitu pertunjukkan seni tari tradisional. Dan kegiatan intinya adalah lomba estafet permainan tradisional anak. Kemudian ditutup dengan pengundian door prize dan pemberian pengahargaan kepada pemenang lomba estafet permainan tradisional.
Sejak awal kegiatan terlihat anak-anak sangat bersemangat dan antusias mengikuti acara di setiap sesinya. Sembari menunggu acara puncak dilaksanakan mereka menyaksikan pertunjukkan seni tari tradisional sambil duduk di depan panggung tanpa beralaskan tikar. Namun, tetap dengan wajah riang gembira.
Setidaknya dalam festival tersebut ada 3 jenis tarian tradisional yang ditampilkan oleh anak-anak Rejosari dalam rangka memeriahkan acara FPTA. Adapun tarian pertama ditampilkan oleh anak-anak yang telah mengikuti program kerja Pengembangan Bakat Minat KKN UM yang menampilkan kesenian tari jaranan. Sedangkan 2 tarian lainnya dibawakan oleh grup dari siswa/i MI Assalafiyah Rejosari yang menampilkan kesenian tari Papua dan tari Monel.Â
Kegiatan FPTA bukan hanya dihadiri oleh peserta lomba yang dari kalangan anak-anak saja tetapi dihadiri juga warga desa dan orang tua peserta lomba. Mereka ingin menyaksikan keseruan anak-anak saling berlomba permainan yang pernah mereka mainkan dulu kala. Bagi para orang tua, kegiatan FPTA ini menjadi momen untuk mengingat kembali keseruan dan kesederhanaan permainanan ketika mereka kecil. Sembari menyaksikan dari luar lokasi lapangan di samping bahu jalan. Ketika perlombaan berlangsung, mereka sesekali memberikan teriakan semangat kepada tim yang sedang berlomba.Â
Ditambah lagi suara menggelegar dari sound system TrheeWaudio Desa Rejosari yang ketika itu menjadi sponsor kegiatan sehingga menambah semangat seluruh warga untuk hadir.Â