"Bermimpilah setinggi langit, asalkan langitnya keliatan!"
Demikian kutipan salah satu penyiar radio favorit penulis, yaitu Gofar Hilman dalam podcast di kanal youtube-nya.
Dapat menjadi perdebatan panjang memang mengenai pilihan apakah kita harus menargetkan goals atau mimpi kita tinggi tinggi, atau harus menyesuaikan target tersebut dengan keadaan kita saat ini.
Kebimbangan tersebut biasanya dialami oleh generasi muda yang baru lulus sekolah atau kuliah, bimbang untuk memilih langkah mana yang paling tepat untuk mencapainya.Â
Belum lagi jika pendapatnya bertabrakan dengan pendapat orang tua, misalkan orangtua ingin anaknya mangambil kuliah sedangkan si anak lebih ingin bekerja, atau justru sebaliknya.Â
Namun sebelum membahas mengenai cara yang tepat antara pilihan menjadi idealis atau realistis, akan dibahas seberapa pentingnya memiliki target hidup terlebih dahulu. Karena tak sedikit juga yang masih menganggap remeh target hidup, bahkan tidak memiliki target hidup.
Seberapa pentingnya Target Hidup?
Penulis telah melakukan riset kecil di lingkungan penulis sendiri, yaitu tentang target hidup mereka. Dan hasilnya hanya 1 dari 5 teman penulis yang memiliki target hidup yang jelas dan ia yakin dapat mencapainya.Â
Sisanya? Jawabannya sangat sederhana yaitu menjadi "orang sukses" tanpa ia tau sukses dalam hal apa, atau hanya menggelengkan kepala, menunjukkan gesture tidak tahu.
Dan ini merupakan hal yang cukup umum memang terutama dilingkungan penulis sendiri, misalkan penulis flashback sedikit ketika penulis masih di kelas 1 SD, ketika satu kelas ditanya oleh guru "apa cita -- cita mu?" hampir semua dapat menjawabnya.