Mohon tunggu...
Wahyu Handoko
Wahyu Handoko Mohon Tunggu... Konsultan - Praktisi IT bidang human resources dan suka travelling

Senang memajukan Bangsa Indonesia

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

T3 Ultimate: Kebaikan yang Tidak Teramati

31 Agustus 2016   16:52 Diperbarui: 31 Agustus 2016   16:58 363
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
T3 Ultimate dengan taman yang sedang dihijaukan dengan pohon-pohon besar. Photo: wahyu/turiskocak.com

Banyak yang menilai T3-Ultimate itu minim fasilitas, kurang siap, dan lain sebagainya. 

Disini akan saya ungkap, sifatnya ini opini, tidak ada salah dan tidak pula kebenaran mutlak. Tapi Anda boleh menyimak dari apa yang saya lihat. Anda yang menilai kurang baik T3 Ultimate pun saya akui itu ada betulnya. Tapi mungkin Anda baru sekali melihat terus menilai sisi kurangnya.

Saya bukanlah; ahli transportasi, ahli teknik sipil, pro partai, atau pro pemerintah.  Saya pengguna Jakarta Airport yang tiap bulan setidaknya satu atau dua kali mendarat di T3. Jadi sepanjang dibangun T3 Ultimate yang letakya menyatu bersebelahan, saya sangat suka mengamati proses pembangunan T3 Ultimate saat pesawat taxi setelah landing atau mau take-off atau saat menunggu boarding.

Pertama, saya amati pekerjanya. Pekerjanya semua adalah orang-orang Indonesia. Biarlah postur tubuhnya kecil mereka putra-putri bangsa sendiri. Kita sudah punya keyakinan pada tenaga-tenaga milik bangsa sendiri.

Kedua, alat (tools) yang digunakan. Tidak seperti negara lain alat yang digunakan di T3 Ultimate banyak alat manual. Mereka memindahkan barang-barang yang agak berat pakai tangan. Negara miskin kah? Bukan. Saya melihat hal ini dari sisi semangat membangun. Tidak ada rotan akar pun jadi. Toh semua tetap jalan.

Ketiga, suatu saat pesawat saya mengalami keterlambatan dan sampai Jakarta jam 2 pagi. Berapa banyak pekerja saat itu di T3 Ultimate? Mereka bekerja malam dan dini hari. Berjibaku membangun negeri.tak kenal waktu mengejar target.

Keempat, uniknya on-off. Orang Indonesia itu pandai dan kreatif. Saat mengecor beton untuk landasan saya sangat kagum atas kreatifitas disebalik kekurangan yang ada. Saat pesawat taxi dan mau parking tempatnya suka berpindah-pindah. Jadi di sebelah kanan-kiri masih dicor, ada border dari seng, tapi pesawat akan melalui sela-sela border seng itu. Kurang bagus dalam jadual perencanaan kah? Bukan. Saya menilai kesuksesan itu bukan sempurnanya project di Plan A, tapi kesiapan adanya Plan X, Plan Y, dan Plan Z.

Kelima, ini yang mungkin belum Anda lihat juga. Baru saja saya melalui T2, ternyata sisi lain landasan pacunya sedang ditambah atau diperbaiki. Terlihat traktor pengeruk tanah dan sebagian landasan pacunya baru dibeton. Nah kalau tidak dipindah Garuda Indonesia ke T3 Ultimate segera, mungkin akan menghambat pembongkaran lahan landasan pacu.

 Apapun kekurangan yang ada, saya pribadi tetap senang pada T3 Ultimate. Saya tetap bangga atas terwujudnya T3 Ultimate produk putra-putri Indonesia. Dan kita mesti melihat dari sisi lain, tidak sekedar menilai kekurangannya. Perlu memberikan apresiasi.

Tak lupa sebaik-baiknya airport, yang diperlukan adalah perilaku penggunanya. Apatah artinya kelak jika airport yang lengkap dengan kereta api, shuttle bus, pusat perbelanjaan, dlsb, tapi sifat kita untuk merawat dan menjaga  kebersihan dan kenyamanan airportnya tidak ada.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun