Mohon tunggu...
Wahyu Gandhung
Wahyu Gandhung Mohon Tunggu... profesional -

Guru

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Ibadah, Kebutuhan Manusia ataukah Kebutuhan Tuhan?

31 Agustus 2010   19:02 Diperbarui: 26 Juni 2015   13:33 1598
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Sebagai manusia yang beragama, pasti kita dihadapkan pada kewajiban-kewajiban untuk beribadah. Sebagai seorang muslim kita diwajibkan menjalankan Rukun Islam dan Rukun Iman. Tentu semua itu tidak lepas dari kewajiban kita untuk beribadah. Sebenarnya ibadah itu untuk kebutuhan manusia itu sendiri, atau untuk kepentingan Tuhan ( Allah SWT. ) ?

Untuk menjawab pertanyaan tersebut, mari kita  cermati beberapa Firman Allah dalam Kitab Suci Al-Qur'an, berikut ini ;


  1. QS. Al Baqarah, 83 : Yang artinya : " Dan (ingatlah), ketika Kami mengambil janji dari Bani Israil (yaitu): Janganlah kamu menyembah selain Allah, dan berbuat kebaikanlah kepada ibu bapa, kaum kerabat, anak-anak yatim, dan orang-orang miskin, serta ucapkanlah kata-kata yang baik kepada manusia, dirikanlah shalat dan tunaikanlah zakat. Kemudian kamu tidak memenuhi janji itu, kecuali sebahagian kecil daripada kamu, dan kamu selalu berpaling ".
  2. QS. Al Baqarah, 177 : Yang artinya : " Bukanlah menghadapkan wajahmu ke arah timur dan barat itu suatu kebajikan, akan tetapi sesungguhnya kebajikan itu ialah beriman kepada Allah, hari kemudian, malaikat-malaikat, kitab-kitab, nabi-nabi dan memberikan harta yang dicintainya kepada kerabatnya, anak-anak yatim, orang-orang miskin, musafir (yang memerlukan pertolongan) dan orang-orang yang meminta-minta; dan (memerdekakan) hamba sahaya, mendirikan shalat, dan menunaikan zakat; dan orang-orang yang menepati janjinya apabila ia berjanji, dan orang-orang yang sabar dalam kesempitan, penderitaan dan dalam peperangan. Mereka itulah orang-orang yang benar (imannya); dan mereka itulah orang-orang yang bertakwa".
  3. QS. Al Baqarah, 195 : Yang artinya : " Dan belanjakanlah (harta bendamu) di jalan Allah, dan janganlah kamu menjatuhkan dirimu sendiri ke dalam kebinasaan, dan berbuat baiklah, karena sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berbuat baik".
  4. QS. Ali Imran, 138 : (Al Quran) ini adalah penerangan bagi seluruh manusia, dan petunjuk serta pelajaran bagi orang-orang yang bertakwa".
  5. QS. Ali 'Imran, 148 : Yang artinya "Karena itu Allah memberikan kepada mereka pahala di dunia dan pahala yang baik di akhirat. Dan Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebaikan.
  6. QS. Al Maaidah, 85 : Yang artinya : " Maka Allah memberi mereka pahala terhadap perkataan yang mereka ucapkan, (yaitu) surga yang mengalir sungai-sungai di dalamnya, sedang mereka kekal di dalamnya. Dan itulah balasan (bagi) orang-orang yang berbuat kebaikan (yang ikhlas keimanannya)".
  7. QS. Al Maaidah, 93 : Yang artinya "  Tidak ada dosa bagi orang-orang yang beriman dan mengerjakan amalan yang saleh karena memakan makanan yang telah mereka makan dahulu, apabila mereka bertakwa serta beriman, dan mengerjakan amalan-amalan yang saleh, kemudian mereka tetap bertakwa dan beriman, kemudian mereka (tetap juga) bertakwa dan berbuat kebajikan. Dan Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan".
  8. QS. Al A'raaf, 56 : YAng artinya " Dan janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi, sesudah (Allah) memperbaikinya dan berdoalah kepada-Nya dengan rasa takut (tidak akan diterima) dan harapan (akan dikabulkan). Sesungguhnya rahmat Allah amat dekat kepada orang-orang yang berbuat baik".
  9. QS. Al A'raaf, 161 : Yang artinya : " Dan (ingatlah), ketika dikatakan kepada mereka (Bani Israil): "Diamlah di negeri ini saja (Baitul Maqdis) dan makanlah dari (hasil bumi)nya di mana saja kamu kehendaki." Dan katakanlah: "Bebaskanlah kami dari dosa kami dan masukilah pintu gerbangnya sambil membungkuk, niscaya Kami ampuni kesalahan-kesalahanmu." Kelak akan Kami tambah (pahala) kepada orang-orang yang berbuat baik".
  10. Dsb.


Allah SWT. Tuhan Yang Maha Esa, Maha Kuasa, dan Maha Kaya, segala isi dunia dan alam jagad raya ini adalah ciptaan-Nya. Manusia adalah salah satu makhluk ciptaan-Nya. Manusia diciptakan sebagai khalifah di bumi untuk mengabdi kepada-Nya. Lihat QS. Adz Dzaariyaat, 56 Yang artinya " Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku".Sudah tentu mengabdi dalam hal ini sesuai aturan-aturan Al Qur'an dan ajaran Rosullullah Muhammad SAW. Sesungguhnya manusia dalam keadaan 'merugi' kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasehat menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasehat menasehati supaya menetapi kesabaran. ( Lihat QS. Al Ashr, 1-3 ).

Pada umumnya segala bentuk ibadah berimbas pada manusia yang melaksanakannya, yang berarti sebenarnya dalam hal ibadah manusia itu sendiri yang diuntungkan, bukan Tuhan. Justru dengan tekun beribadah manusia dijanjikan Surga di akhirat nanti. Dengan mencermati hal-hal tersebut di atas sudah jelaslah bahwa kita disuruh berbuat baik ( kebajikan ) khususnya kepada sesama manusia. Allah SWT. hakikatnya tidak butuh disembah-sembah ( karena Allah SWT. Tuhan Yang Maha Kuasa dan Maha Kaya ), melainkan kita selaku manusialah, yang butuh menyembah-Nya, memohon keridlaan-Nya, dan memohon pertolongan dari-Nya dengan segala keterbatasan yang ada pada manusia. Untuk itu marilah kita beribadah dengan proporsional ( seimbang ) yaitu dengan "Berbuat baik terhadap sesama, disamping melaksanakan ibadah langsung kepada Allah SWT. seperti shalat fardlu 5 waktu, dsb. ( yang notabene imbas/pahalanya hanya untuk diri kita sendiri ).Marilah kita berlomba-lomba dalam kebaikan!

Wassalam.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun