Film memang hanya salah satu dari sekian banyak media hiburan, akan tetapi tidak diragukan lagi penggemar film saat ini sedang meningkat pesat, mungkin peningkatan kesejahteraan masyarakat Indonesia mempengaruhi life style mereka. Selain untuk hiburan, film dapat digunakan sebagai media pendidikan, media membangun karakter bangsa. Industri film memang sedang berkembang, banyak sekali muncul berbagai film di Indonesia baik film asli bangsa sendiri maupun film asing. Semua film-film itu pasti memiliki karakter dan pesan masing-masing, tergantung maksud dari pembuat atau produser film itu seperti apa. Ada banyak produser film nasional yang diakui karyanya, sebut saja Hanung Bramantyo, Dedy Mizwar, Rizal Mantovani dan sebagainya.
Fenomena yang menarik, film Habibie-Ainun yang dibintangi Reza Rahadian dan Bunga Citra Lestari mampu mencapai 2 juta penonton lebih dalam 2 minggu, seperti dilansir situs http://www.seputar-indonesia.com. Ternyata banyak masyarakat Indonesia yang merindukan film karya anak bangsa yang mengandung nilai pendidikan dan memunculkan karakter positif bangsa. Coba kita lihat sekilas film-film yang banyak muncul di Indonesia, diantaranya:
1.Si Manis Jembatan Ancol
2.Sundel Bolong
3.Pocong
4.Air Terjun Pengantin
5.Arwah Goyang Karawang (JuPe vs DePe)
6.Dedemit Gunung Kidul
7.Dendam Pocong Mupeng
8.Film Horror
9.Hantu Tanah Kusir
10.Kereta Hantu Manggarai
11.Lawang Sewu
12.Pocong Mandi Goyang Pinggul
13.Pocong Ngesot
14.Rintihan Kuntilanak Perawan
15.Setan Kepala Buntung
16.Suster Keramas
Tentu anda tergelitik membaca judul-judul film diatas, sepertinya bukan hanya manusia yang ingin jadi artis, pocong, kuntilanak sampai sundel bolong (entah makhluk apa ini) pun muncul di film Indonesia, hati-hati untuk Reza Rahardian dkk, bisa-bisa kalah terkenal dibanding para hantu itu. Sebenarnya masih banyak lagi film-film yang mengorbankan karakter hantu dan seksualitas. Untuk menarik minat penonton segala cara dilakukan meskipun tidak ada nilai pendidikan sama sekali,ironis atau bahkan tragis memang. Meskipun begitu, kita patut bersyukur bahwa masih ada film yang memuat nilai pendidikan seperti Laskar pelangi, Sang pemimpi, Lima menara, Ayat-ayat cinta, Ketika cinta bertasbih, 5 CM, dan yang masih hangat, Habibie-Ainun.
Film memang tidak akan lepas dari siapa dan bagaimana pribadi produser, penulis skenario dan sutradaranya. Banyak dari kita mungkin merindukan insan perfilman seperti sosokDedi Mizwar. Dia adalah produser, sutradara, sekaligus aktor yang mampu konsisten membawakan setiap film-filmnya bernilai pendidikan dan membangun karakter positif bangsa ini. Salah satu contohnya adalah film Naga Bonar. Dedi Mizwar mampu memunculkan karya tentang moral dalam keseharian, namun tidak terkesan menggurui. Bahwa hidup tidak selalu hitam putih. Seorang pak hajipun bisa digambarkan sebagai manusia biasa yang punya rasa iri, dengki. Hal seperti ini merupakan salah satu nilai yang dapat dijadikan pelajaran bagi insan penikmat dan pembuat film. Bahwa setiap film seharusnya ada nilai pendidikan yang dapat digunakan untuk membangun karakter bangsa ini.
Akhir-akhir ini ternyata Dedi Mizwar sedang menggarap film yang berjudul Tanah Surga, film ini menceritakan tentang pendidikan anak-anak di perbatasan wilayah Kalimantan. Film ini akan bercerita tentang keadaan sudut bangsa Indonesia di perbatasan kalimantan.Film ini belum pasti kapan akan beredar jadi kita tunggu saja kapan film yang menggambarkan bangsa indonesia ini ditayangkan. Setidaknya akan bertambah satu lagi film-film yang mampu membangun dan menumbuhkan karakter bangsa Indonesia.
Tahun ini juga, Dedy Mizwar memilih untuk terjun di dunia politik dengan menjadi calon wakil Gubernur Jawa Barat. Sebuah pilihan yang tentu banyak didukung masyarakat Indonesia mengingat karakter beliau yang memang dibutuhkan ditengah krisis kepemimpinan yang tengah melanda bangsa. Jika dulu banyak berbicara lewat film, maka sekarang beliau akan merealisasikannya lewat kehidupan nyata. Semoga bangsa ini kedepan lebih baik, selamat berjuang Jenderal Naga Bonar!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H