[caption caption="Sumber: gtrend.net"][/caption]
[caption caption="i"][/caption]
Kemenangan 1-0 di Vicente Calderon atas Bayern Muenchen membawa semangat tersendiri bagi anak asuh Diego Simeone. Pada menit ke 11 Saul melewati pemain belakang Bayern sebelum melepaskan tendangan melengking yang mengelabuhi Manuel Neuer. Pertandingan sejatinya milik Bayern yang menguasai jalanya pertandingan, tercatat ball possesion 29% berbanding 71% untuk penguasaan Bayern. Sementara Bayern berhasil melesatkan 16 tembakan dengan yang tepat sasaran ada 7 tembakan dan Atletico hanya mampu melepaskan 7 tembakan dengan yang tepat sasaran 5 tembakan. Hal ini membuktikan bahwa di leg pertama, Atletico sangat bermain aman dan efektif, pertahanan yang kokoh dikombinasikan dengan serangan dari sisi samping secara cepat. Sehingga membuat Bayern harus gigit jari.
Pada leg kedua Bayern harus memulai misi berat ketika dituntut menang besar atas Atletico yang telah unggul pada leg pertama. Pertarungan strategi-pun terjadi antra filosofi permainan yang berbeda antara Pep Guardiola dan Simeone. Jika Pep menerapkan sepakbola menyerang kombinasi permainan khas barcelona tiki-taka, total football dan garangnya permainan tengah ala bavaria, menjadikan Bayern sebagai tim yang susah untuk ditaklukan. Berbeda dengan Pep, Simeone membangun tim dengan filosofi bertahan dan menyerang, pertahanan yang bagus menjadi kunci setiap kemenangan Atletico. Terbukti Atletico tercatat sebagai tim dengan jumlah kebobolan paling sedikit dan konsisten selama beberapa musim Simeone menahkodai Atletico.
[caption caption="Sumber: goal.com"]
Wasit meniup peluit pertanda babak kedua telah dimulai. Bayern Muenchen tetap dominan dalam penguasaan bola, baik dari lini tengah maupun depan. Namun Atletico bukan tanpa serangan, pemain pengganti Yannick Carrasco yang menggantikan Augusto Fernandez membawa serangan Atletico lebih dinamis dari sisi samping. Vidal yang berkolaborasi dengan Alaba melepaskan tendangan pada gawang Atletico namun berhasil dihadang oleh rapatnya barisan pertahanan Atletico.Â
Dominasi Bayern Muenchen tidak menjadi jaminan akan bertambahnya gol mereka, terbukti pada menit ke 53 Griezman mampu melesatkan goal setelah menerima umpan dari Torres. Pasca gol tersebut Bayern kembali meningkatkan tensi permainananya, serangan demi serangan silih berganti menggempur rapatnya lini belakang Atletico. Jan Oblak harus rela jatuh bangun berjibaku dengan bola-bola yang menyasar ke arahnya, hanya untuk menyelamatkan gawangnya dari kebobolan. Sial bagi Atletico karena pada menit ke 74 melalui skema umpan lambung dari Vidal, tandukan yang terarah dari Lewadonwski mampu memaksa Jan Oblak memungut pola dari sisi kiri gawangnya.
Tertinggal 1 gol membuat Atletico tersengat, walaupun secara aggregat mereka unggul 1-0 goal away, namun hal tersebut bukan jaminan mereka akan lolos. Atmosfer pertandingan semakin memanas, serangan Bayern semakin gencarnya. Sementara Atletico juga tidak tinggal diam dengan hanya bertahan saja, serangan balik yang efektif kembali menjadi kunci Atletico untuk membuat fans Bayern berdebar-debar. Puncaknya pada menit ke 83 Martinez melakukan pelanggaran yang tidak perlu, sehingga Atletico mendapatkan hadiah penalti dari wasit. Torres sebagai algojo mendapatkan tekanan yang berat karena harus menyamakan skor pertandingan, hasilnya tendangan penalti Torres mampu diamankan oleh Neur. Emosi yang tidak stabil menjadikan tendangan dari Torres tidak maksimal, sehingga mampu dibaca oleh Neuer. Bayern meningkat tensi permainan, Alaba dan Kingsley Coman berusaha untuk mengubah hasil agar mengejar ketertinggalan, namun hal tersebut mampu diantisipasi oleh Gimenez cs.
[caption caption="Sumber: bleacherreport.com"]
Kemenangan Atletico atas Bayern, menjadi bukti bahwa Simeone memang memiliki tekad yang kuat. Pertarungan Strategi antara Pep yang bergaya menyerang dan Simeone yang bertahan membuat pertemuan kali ini sangat menarik. Pep harus rela mengangkat topi untuk Simeone karena pada pertandingan tadi terbukti bahwa pertahanan Atletico memang yang terbaik. Walaupun sejatinya Atletico tertolong oleh keberuntungan, namun harus diakui memang Atletico merupakan tim yang tangguh. Barcelona harus rela gigit jari, sekarang Bayern harus menangis sendu di Allianz Arena, walaupun menang secara dramatis, mereka harus tersingkir karena aggregat gol away. Atletico melenggang ke final menanti pemenang antara Manchester City yang harus menantang tuan rumah Madrid di Santiago Barnebeu. Akan menarik jika Madrid melenggang ke final, karena akan terjadi all Spanish final sekaligus derby Madrid. Sementara jika City mengalahkan Madrid akan tercipta pertempuran hebat dalam sepanjang sejarah Champions League, karena memang kedua tim tersebut belum pernah menjuarai Champions League.