Mohon tunggu...
Eka Setija
Eka Setija Mohon Tunggu... -

iam the big fans of Liverpool

Selanjutnya

Tutup

Bola

Analisis Pertandingan: Atletico Madrid Melenggang ke Final Setelah Menyingkirkan Bayern Muenchen

4 Mei 2016   05:38 Diperbarui: 4 Mei 2016   07:50 8
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="Sumber: gtrend.net"][/caption]

[caption caption="i"][/caption]

Kemenangan 1-0 di Vicente Calderon atas Bayern Muenchen membawa semangat tersendiri bagi anak asuh Diego Simeone. Pada menit ke 11 Saul melewati pemain belakang Bayern sebelum melepaskan tendangan melengking yang mengelabuhi Manuel Neuer. Pertandingan sejatinya milik Bayern yang menguasai jalanya pertandingan, tercatat ball possesion 29% berbanding 71% untuk penguasaan Bayern. Sementara Bayern berhasil melesatkan 16 tembakan dengan yang tepat sasaran ada 7 tembakan dan Atletico hanya mampu melepaskan 7 tembakan dengan yang tepat sasaran 5 tembakan. Hal ini membuktikan bahwa di leg pertama, Atletico sangat bermain aman dan efektif, pertahanan yang kokoh dikombinasikan dengan serangan dari sisi samping secara cepat. Sehingga membuat Bayern harus gigit jari.

Pada leg kedua Bayern harus memulai misi berat ketika dituntut menang besar atas Atletico yang telah unggul pada leg pertama. Pertarungan strategi-pun terjadi antra filosofi permainan yang berbeda antara Pep Guardiola dan Simeone. Jika Pep menerapkan sepakbola menyerang kombinasi permainan khas barcelona tiki-taka, total football dan garangnya permainan tengah ala bavaria, menjadikan Bayern sebagai tim yang susah untuk ditaklukan. Berbeda dengan Pep, Simeone membangun tim dengan filosofi bertahan dan menyerang, pertahanan yang bagus menjadi kunci setiap kemenangan Atletico. Terbukti Atletico tercatat sebagai tim dengan jumlah kebobolan paling sedikit dan konsisten selama beberapa musim Simeone menahkodai Atletico.

[caption caption="Sumber: goal.com"]

[/caption]BBC sport mencatat selama jalanya pertandingan Atletico hanya mampu menguasai 27% jalanya bola, yang berarti bahwa Bayern lebih dominan dengan penguasaan 73%. Hal tersebut terbukti dengan gol yang dilesatkan oleh Xabi Alonso pada menit ke 31, melalui sebuah tendangan bebas yang memantul sehingga mengelabuhi Jan Oblak. Petaka hampir menghinggapi Atletico ketika Gimenez melakukan pelanggaran di area penalti Atletico pada menit ke 33, hasilnya hadia penaltipun diberikan wasit untuk Bayern. Muller yang ditunjuk sebagai algojo ternyata gagal memanfaatkan peluang tersebut, tendangan kaki kiri dari Muller menyisir sisi bawah pojok kiri gawang dan mampu diselamatkan oleh Oblak, tidak berhenti disitu saja pada menit ke 35 melalui sudut sempi dari sisi kiri gawang Xabi Alonso berusaha menyusahkan Oblak, namun gagal karena bola tersebut mampu diselamatkan oleh Oblak. Pertandingan babak pertama usai, Atletico harus tertinggal defisit satu gol dari Bayern.

diego-simeone-atletico-madrid-champions-league-3448257-57292728f6927379048b4568-572947403fafbd1b0f473797.jpg
diego-simeone-atletico-madrid-champions-league-3448257-57292728f6927379048b4568-572947403fafbd1b0f473797.jpg
Sumber: goal.com

Wasit meniup peluit pertanda babak kedua telah dimulai. Bayern Muenchen tetap dominan dalam penguasaan bola, baik dari lini tengah maupun depan. Namun Atletico bukan tanpa serangan, pemain pengganti Yannick Carrasco yang menggantikan Augusto Fernandez membawa serangan Atletico lebih dinamis dari sisi samping. Vidal yang berkolaborasi dengan Alaba melepaskan tendangan pada gawang Atletico namun berhasil dihadang oleh rapatnya barisan pertahanan Atletico. 

Dominasi Bayern Muenchen tidak menjadi jaminan akan bertambahnya gol mereka, terbukti pada menit ke 53 Griezman mampu melesatkan goal setelah menerima umpan dari Torres. Pasca gol tersebut Bayern kembali meningkatkan tensi permainananya, serangan demi serangan silih berganti menggempur rapatnya lini belakang Atletico. Jan Oblak harus rela jatuh bangun berjibaku dengan bola-bola yang menyasar ke arahnya, hanya untuk menyelamatkan gawangnya dari kebobolan. Sial bagi Atletico karena pada menit ke 74 melalui skema umpan lambung dari Vidal, tandukan yang terarah dari Lewadonwski mampu memaksa Jan Oblak memungut pola dari sisi kiri gawangnya.

Tertinggal 1 gol membuat Atletico tersengat, walaupun secara aggregat mereka unggul 1-0 goal away, namun hal tersebut bukan jaminan mereka akan lolos. Atmosfer pertandingan semakin memanas, serangan Bayern semakin gencarnya. Sementara Atletico juga tidak tinggal diam dengan hanya bertahan saja, serangan balik yang efektif kembali menjadi kunci Atletico untuk membuat fans Bayern berdebar-debar. Puncaknya pada menit ke 83 Martinez melakukan pelanggaran yang tidak perlu, sehingga Atletico mendapatkan hadiah penalti dari wasit. Torres sebagai algojo mendapatkan tekanan yang berat karena harus menyamakan skor pertandingan, hasilnya tendangan penalti Torres mampu diamankan oleh Neur. Emosi yang tidak stabil menjadikan tendangan dari Torres tidak maksimal, sehingga mampu dibaca oleh Neuer. Bayern meningkat tensi permainan, Alaba dan Kingsley Coman berusaha untuk mengubah hasil agar mengejar ketertinggalan, namun hal tersebut mampu diantisipasi oleh Gimenez cs.

[caption caption="Sumber: bleacherreport.com"]

[/caption]Peluit pertandingan berbunyi, pertanda pertandingan telah usai. Bayern harus menelan pil pahit karena harus rela tersingkir dari gelaran Champions League, parahnya mereka takluk dihadapan pendukungnya sendiri. Secara statistik yang tercatat oleh BBC sport Bayern lebih dominan, Possesion Bayern mendapatkan 73% penguasaan bola sementara Atletico hanya 27%, begitu pula tendangan ke gawang Bayern unggul 11 tendangan atas Atletico yang hanya mampu melesatkan 4 tendangan. Secara keseluruhan Bayern mampu membuat 33 tendangan sementara Atletico hanya 7 tendangan. Pertandingan berjalan keras tercatat bahwa Bayern melakukan pelanggaran sebanyak 14 kali sementara Atletico 11 kali, membuktikan atmosfer pertandingan yang sangat kompetitif dan keras.

Kemenangan Atletico atas Bayern, menjadi bukti bahwa Simeone memang memiliki tekad yang kuat. Pertarungan Strategi antara Pep yang bergaya menyerang dan Simeone yang bertahan membuat pertemuan kali ini sangat menarik. Pep harus rela mengangkat topi untuk Simeone karena pada pertandingan tadi terbukti bahwa pertahanan Atletico memang yang terbaik. Walaupun sejatinya Atletico tertolong oleh keberuntungan, namun harus diakui memang Atletico merupakan tim yang tangguh. Barcelona harus rela gigit jari, sekarang Bayern harus menangis sendu di Allianz Arena, walaupun menang secara dramatis, mereka harus tersingkir karena aggregat gol away. Atletico melenggang ke final menanti pemenang antara Manchester City yang harus menantang tuan rumah Madrid di Santiago Barnebeu. Akan menarik jika Madrid melenggang ke final, karena akan terjadi all Spanish final sekaligus derby Madrid. Sementara jika City mengalahkan Madrid akan tercipta pertempuran hebat dalam sepanjang sejarah Champions League, karena memang kedua tim tersebut belum pernah menjuarai Champions League.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun