Jumat, 27 Maret 2015, sekitar pukul 21.00 Wita, saya membaca sebuah postingan kawann saya di jejaring sosial Facebook. Postingan itu memuat berita duka, yang mengabarkan meninggalnya seorang aktor, presenter sekaligus komedian Indonesia, Yoga Syahputra yang lebih dikenal dengan nama Olga Syahputra.
Olga yang dilahirkan di Jakarta, pada 8 Februari 1983 silam, dikabarkan telah meninggal dunia di Rumah Sakit Mount Elizabeth, Singapura, karena penyakit meningitis yang sudah dideritanya pada usia 32 tahun. Kabar meninggalnya presenter Dahsyat itu, sontak membuat dunia hiburan Tanah Air berkabung. Olga Lovers (sebutan fans Olga) berduka. Ucapan selamat jalan, dan doa dari para fansnya mengalir seperti tak dapat dihentikan.
Salah satu akun di Facebook dengan nama akun Astan Yusuf, menyebutkan, bahwa "Salah satu ciri manusia yg meninggal dalam keadaan baik (khusnul khotimah) yaitu ketika ia meninggal banyak org yg turut mendoakannya. Semoga Olga Syahputra termasuk salah satunya, amiin.
Tulisan itu sontak membuat diri ini merenung. Bukan hanya, karena banyaknya orang yang memberikan predikat kepada Olga sebagai orang yang baik. Tetapi diri ini merasa bahwa ajal benar-benar tak pernah menunggu momentum. Kematian datang ketika Sang Pencipta menghendaki. Jika harta, popularitas, dan nama besar menjadi pertimbangan Tuhan untuk mencabut nyawa sesorang, mungkin seorang Olga yang dikenal di seluruh pelosok negeri, dengan popularitas yang sangat luar biasa, dan harta yang melimpah belum meninggalkan kita hingga saat ini. Mungkin juga seorang Mbah Surip yang sangat terkenal dan memiliki kekayaan yang luar biasa, masih menghibur kita sampai saat ini. Ataukah seorang Adi Firansyah seorang artis yang saat itu masih sangat ngetop, dan usianya masih muda serta ketampanannya yang memikat hati para penggemarnya masih kita lihat sekarang. Bahkan seorang ustad Jefri Al bukhori yang senantiasa kita rindukan tauziahnya mungkin juga sampai saat ini mesih mencerahkan kita.
Tetapi itulah ajal. Tak ada yang menyangka kapan dia datang menghampiri kita. Tak ada kompromi soal kematian. Siapa yang menyangka orang yang terkenal, banyak duit, dan lagi tren dan dielu-elukan oleh penggemarnya, tiba-tiba meninggalkan semuanya. Semuanya itu ternyata tidak bisa menjamin akan eksistensi kita di muka bumi ini.
Olga Syahputra, terima kasih sudah menghibur kami. Terima kasih telah mengingatkan kami akan pentingnya memanfaatkan hidup ini untuk hal-hal yang bermanfaat bagi orang lain. Terima kasih telah mengingatkan kami bahwa kematian itu tak jauh dari pelupuk mata kita. Terima kasih telah mengingatkan kami untuk lebih banyak meluangkan waktu, menyembah kepada-Nya. Terima kasih telah mempertegas kepada kami,
Bahwa yang namanya kesehatan itu penting. Terima kasih karena telah meyakinkan kami, bahwa soal kesehatan bukan soal rumah sakit yang mewah, tetapi soal kehendak-Nya.
Terima kasih Olga Syahputra. Selamat Jalan, semoga engkau diterima di sisi-Nya, semoga Dia melapangkan alam kuburmu, menerima segala amal kebaikanmu, dan menempakanmu di surga-Nya. Semoga engkau senantiasa merasakan kebahagiaan, kemewahan di surga-Nya. Semoga engkau selamat di akhirat, Amien, Amien, Amien Ya Robbal Alamin.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H