Intisari kepemimpinan adalah Anda memiliki sebuah visi. Visi itu harus dapat Anda ungkapkan dengan jelas dan penuh semangat pada setiap kesempatan. Anda tidak dapat meniup terompet yang tidak pasti. "Terompet yang tidak pasti" biasanya merupakan hasil seorang yang kurang memiliki visi atau mencoba memimpin dengan impian orang lain. Ada perbedaan besar antara seorang bervisi dengan seorang berkhayal: #Seorang dengan visi berbicara sedikit tetapi banyak bekerja. #Seorang pengkhayal sedikit bekerja tetapi banyak berbicara. #Seorang dengan visi mendapatkan kekuatan dari kekuatan diri. #Seorang pengkhayal mendapatkan kekuatan dari kondisi-kondisi diluar dirinya. #Seorang dengan visi terus bergerak maju ketika muncul masalah. #Seorang pengkhayal berhenti setengah jalan ketika kesulitan mulai menghadang. Orator besar Demosthenes adalah orang gagap! Julius Caesar adalah pengidap penyakit epilepsi. Napoleon berasal dari kalangan bawah dan tidak genius. Beethoven seorang tuli, sama seperti Thomas Edison. Charles Dickens cacat kaki, begitu juga Handel. Homer buta. Plato berpunggung bungkuk. Sir Walter Scott seorang yang lumpuh. Apa yang memberi stamina pada orang-orang besar ini untuk mengatasi kelemahan mereka yang berat dan membuat mereka berhasil? Setiap orang memiliki impian batin yang dapat menyulut api yang tidak terpadamkan. Visi-visi besar dimulai sebagai "pekerjaan batin." Napoleon Hill berkata, "Hargai visi dan impian Anda sebagai anak-anak jiwa Anda: cetak biru dari pencapaian tertinggi Anda". Pastikan "Menjual Diri" hari ini bersama orang-orang Anda
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H