Jokowi (Foto: @WahyudiSudiyono)
"From Zero to Hero" "From Solo to Monas" "From Nothing to Something" Demikianlah beberapa ungkapan kata dari para simpatisan cagub DKI yang berhasil memenangkan pilkada DKI putaran kedua kemarin (kamis, 20/9) Jokowi memang sangat fenometal, dari seseorang yang saat itu belum popoler "mendadat dangdut" menjadi sangat fenomenal di Indonesia, bahkan anak-anak kecil pun faham dan tidak asing dengan sosok tersebut yang akrab dengan acungan tiga jari nya yang menandakan pecinta musik cadas, metal. Dalam waktu yang tidak terlalu lama, sosok Jokowi mampu menghipnotis warga Jakarta yang menginginkan figur seorang gubernur baru yang mampu membuat sebuah langkah nyata merubah Jakarta seperti yang mereka impi-impikan selama ini. Dengan elektabilitas yang sangat tinggi Jokowi mampu memenangkan pilkada Jakarta pada putaran pertama dan kedua, tanpa adanya gangguan keamanan yang banyak diduga oleh sebagian warga Jakarta terkait isu SARA yang marak dan semakin memanas menjelang pelaksanaan pencoblosan. Tidak heran jika aparat keamanan mengerahkan ribuan pasukannya untuk mengamankan titik-titik rawan yang berpotensi terjadi keributan di Jakarta yang bisa menimbulkan gangguan keamanan dalam pelaksanaan pilkada tahun ini. Jokowi kini telah menjadi simbol pemimpin yang mampu membawa perubahan bagi Jakarta khususnya yang sejalan dengan keinginan masyarakat akan perubahan kepemimpinan DKI dan Indonesia pada umumnya. Dukungan seperti ini bisa sangat mudah berubah ketika terjadi ketidaksesuaian antara harapan dan kenyataan nantinya di kemudian hari saat Jokowi memimpin. Aliansi seperti ini rentan dan cair serta cepat swing jika terjadi ketidakpuasan pada sosok Jokowi, sehingga rakyat akan semakin menuntut terhadap janji-janji kampanye yang telah disampaikan oleh Jokowi pada saat kampanye kemarin. Tentunya masih sangat kuat dalam ingatan kita bagaimana sosok SBY mampu memikat rakyat Indonesia dengan kharismanya yang sangat berwibawa dan "njawani" sehingga terpilih kembali dalam dua periode di masa kepemimpinannya. Harapan rakyat Indonesia sangat tinggi terhadap figur ketokohan SBY pada waktu itu, meski pada akhirnya kenyataan tersebut tidak semua seperti yang diharapkan oleh rakyat Indonesia. Akankah Jokowi akan bernasib sama seperti SBY? Atau bahkan sebaliknya? Masa depan Jokowi pada akhirnya akan sangat bergantung pada kapasitas Jokowi dalam mentransformasikan ekspetasi perubahan ke dalam kinerja politiknya di pemerintahan yang baru ini. Selamat Pak Jokowi atas amanat rakyat DKI kepada Anda. Pertaruhan nama Anda akan dimulai 29 September 2012 nanti. Terus berjuang untuk rakyat dan tetap merakyat selalu. Salam untuk Jakarta Baru.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H