Seharusnya setiap pemimpin memiliki visi yang jauh ke depan. Tidak hanya menyelesaikan permasalahan yang bersifat "urgent", jangka pendek. Tapi juga mampu membaca dan membuat langkah-langkah strategis untuk mencapai itu semua dalam bentuk fase demi fase. Dalam QS 35/32 : ada tiga kategori pemimpin. Yang pertama, Dzolimun li nafsih. Mereka tidak mempunyai visi. Merasa sudah bekerja keras, tapi sebenarnya hanya jalan di tempat. Bekerja hanya untuk sekedar melepaskan kewajiban agar dianggap "kerja". Yang kedua, Muqtasid. Mereka memiliki visi, namun lupa akan visi yang telah dibuatnya. Dengan kata lain tidak fokus. Bagaikan perahu yang berlayar mereka tidak akan pernah sampai ke tujuan, kehilangan arah karena tidak konsisten. Tidak jauh beda dengan kategori pertama, mereka menyelesaikan masalah yang sifatnya "urgent". Yang ketiga, Sabiquna bil Khoir. Pemimpin dengan visi yang jauh ke depan, mencintai proses, memecahkan target jangka panjang dalam skala - skala atau fase - fase kecil, kerja cerdas dan disiplin akan target yang dibuatnya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H