Mohon tunggu...
Wahyudi Rahmadani
Wahyudi Rahmadani Mohon Tunggu... Perawat - Perawat

Penulis

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Bagaimana Pengalaman Keluarga Saat Merawat Pasien Stroke yang Mengalami Luka Tekan di Rumah?

4 Januari 2024   17:35 Diperbarui: 4 Januari 2024   17:44 72
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Ns. Wahyudi Rahmadani, S.Tr.Kep dan Dr. Nur Chayati, S.Kep., Ns., M.Kep

Magister Keperawatan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, Indonesia

Penderita stroke yang mengalami kecacatan di Indonesia dilaporkan sebanyak 66,6% dari 2.120.362 kasus penderita stroke (Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, 2018). Kecacatan pada pasien stroke ini diakibatkan karena aliran darah pada otak yang tidak maksimal yang disebabkan oleh penyempitan pembuluh darah di otak sehingga menyebabkan gangguan sampai kerusakan pembuluh darah pada otak (AHA, 2020; Sulistyowati, 2020; Utama & Nainggolan, 2022). Kondisi ini disebabkan oleh beberapa faktor seperti hipertensi, tingginya kolesterol dalam darah, pola hidup yang tidak sehat, dan tingkat stres yang tinggi. Keadaan pasien stroke yang mengalami kerusakan fungsi otak akan menyebabkan gangguan untuk bergerak, sehingga menyebabkan terganggunya aktivitas pasien yang mengharuskan pasien stroke banyak berbaring dan berisiko terjadi luka tekan (Amirsyah et al., 2020). 

Luka tekan merupakan salah satu komplikasi dari penyakit stroke yang terjadi akibat beberapa faktor, seperti pasien terlalu lama berbaring ditempat tidur, adanya penekanan pada tonjolan tulang, dan kebersihan pada daerah yang berisiko mengalami luka tekan (boking, tumit, dan siku). Pasien stroke dengan luka dekubitus menyebabkan pasien tidak dapat melakukan aktivitas sehari-hari, sehingga anggota keluarga harus berperan dalam memenuhi kebutuhan pasien dan merawat pasien dengan baik (Lutfi & Mintarsih, 2020). 

Tugas keluarga dalam merawat pasien stroke yang mengalami luka tekan dapat dilakukan dengan membantu pemenuhan kebutuhan sehari-hari seperti nutrisi (makan dan minum), eliminasi (buang air), kebersihan dan pergerakan. Selain itu memberikan dukungan psikis, spiritual, dan sosial juga sangat penting untuk pasien stroke. Kondisi keluarga selama merawat pasien stroke dengan luka tekan akan mengalami beberapa beban yang cukup besar dan berdampak juga pada kondisi fisik, sosial, psikologis, aktivitas dan keuangan keluarga (Faridah et al., 2019). Penelitian yang dilakukan oleh penulis bertujuan untuk menggali perasaan keluarga selama merawat pasien stroke yang mengalami luka dekubitus di rumah.  

Jumlah partisipan dalam penelitian ini yaitu 8 orang dengan kriteria keluarga yang memiliki dan merawat pasien stroke dengan luka tekan di rumah. Data pada penelitian ini dikumpulkan melalui wawancara semi terstruktur dan perekaman dengan audio recorder. Hasil penelitian didapatkan 3 tema yaitu: 1) hambatan yang dialami oleh caregiver selama merawat pasien stroke yang mengalami luka dekubitus, 2) peran caregiver dalam membantu kebutuhan dasar, 3) jenis pengobatan yang dipilih oleh caregiver berdasarkan kondisi finansial keluarga. Tema 1 didukung oleh 4 sub tema meliputi: beban fikiran dan kesedihan yang dialami oleh keluarga saat merawat pasien (seperti sedih, cemas, khawatir, dan bingung), kesulitan dalam pembiayaan pengobatan (seperti Kekurangan biaya untuk berobat dan kehidupan), kelelahan dan tantangan keluarga selama merawat pasien (seperti terhambat untuk bekerja dan beraktivitas), dan kesehatan fisik keluarga yang terganggu (seperti, keluarga jatuh sakit, demam, dan kelelahan). Tema 2 didukung oleh 4 sub tema meliputi : membantu memenuhi kebutuhan makan dan minum, kebersihan (seperti mandi, sikat gigi, menyiapkan pakaian), eliminasi (buang air kecil dan besar), dan mobilisasi (membantu mengangkat pasien, membawa pasien ke fasilitas kesehatan, melatih pasien untuk berjalan). Tema 3 didukung oleh 3 sub tema meliputi : pengobatan tradisional dan medis yang dipilih oleh caregiver untuk mengobati pasien stroke (obat dokter, diurut, herbal), pengobatan tradisional dan medis yang dipilih oleh caregiver untuk penyembuhan luka dekubitus (minyak kelapa, zaitu, bedak, dan salep luka tekan, dan harapan caregiver untuk kesembuhan untuk pasien stroke.

Kesimpulan pada penelitian ini adalah pengalaman keluarga dalam merawat pasien stroke yang mengalami luka dekubitus memiliki peran dalam membantu merawat dan memenuhi kebutuhan dasar pasien seperti makan, minum, eliminasi, personal hygine, mobilisasi. Peran keluarga ini menimbulkan beberapa hambatan seperti fisik, psikis, sosial, dan finansial. Hambatan ini juga mempengaruhi keluarga dalam pemilihan jenis pengobatan yang diberikan ke pasien. Saran yang dapat diberikan yaitu meningkatkan pengetahuan, sikap, dan keterampilan keluarga dalam membantu pemenuhan kebutuhan sehari-hari pasien, selain itu dukungan emosional, sosial, spiritual dapat menjadi fokus utama dalam perawatan pasien stroke dengan luka dekubitus.

Referensi : 

Amirsyah, M., Amirsyah, M., & Putra, M. I. A. P. (2020). Ulkus Dekubitus pada Penderita Stroke. Kesehatan Cehadum, 2(03), 1–8.

Faridah, U., Sukarmin, & Murtini, S. (2019). Pengaruh Posisi Miring Terhadap Dekubitus Pada Pasien. Jurnal Ilmu Keperawatan Dan Kebidanan, 10(1), 155–162.

Kemenkes RI. (2018). Profil Kesehatan Indonesia. In Health Statistics. https://www.kemkes.go.id/downloads/resources/download/pusdatin/profil-kesehatan-indonesia/profil-kesehatan-indonesia-2018.pdf

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun