Demikianlah hari demi hari tak terlepas dengan kegiatan pembajaan diri bagi calon-calon prajurit khusus di barak-barak yang terletak di dusun Sumber Petung itu. Senopati Naga Wulung juga ikut turun tangan melatih para calon prajurit , semua jurus kanuragan yang dimilikinya sedikit demi sedikit diajarkan pada masing-masing kelompok calon prajurit yang menjadi tanggung jawabnya di barak Petung Amba, wilayah kademangan yang sangat subur itu, Maja Dhuwur.
*****
Sementara itu, di suatu sore hari, abdi dalem Pataya yang bertugas melatih tari di istana Giriwana, tengah duduk bersimpuh di dekat Kanjeng Gusti Ayu Galuh Sekar, bersama abdi dalem lainnya. Mereka menanti Gusti Ayu Kilisuci berdandan. Hari ini putri Erlangga itu ingin memamerkan keluwesannya berjoget. Dia akan menarikan Tari Bondan.
Tari Jawa yang menggambarkan kasih sayang seorang ibu terhadap anaknya yang masih bayi, terhitung cukup sulit dilakukan oleh anak seusia Kilisuci. Namun berdasarkan penuturan abdi dalem pataya, sang putri mampu menarikannya dengan baik. Hari ini ia akan memamerkan keprigelannya menari di depan ayahandanya.
Dalam tari ini Dewi Kilisuci akan menggendong boneka dan membawa sebuah payung. Pada bagian akhir tari ia akan naik di atas kendi, melenggak- lenggokkan tubuh dan menggerak-gerakkan payungnya, sambil memutar-mutar kendi di bawah kedua kakinya. Ia harus mampu menjaga keseimbangan tubuhnya agar tidak jatuh, apalagi sampai memecahkan kendi yang diinjaknya dengan kedua kaki.
Suara gamelan telah mengalun mengiringi beberapa gending, sambil menanti acara pokok 'tingalan dalem' pangeran Erlangga atas putrinya yang telah menyelesaikan belajarnya untuk menguasai sebuah tari. Tari ini diperbolehkan untuk dipelajari oleh Kilisuci agar dia tak lagi menanyakan kapan ia bisa bertemu kembali dengan Sekar Arum, untuk melanjutkan pelajarannya berlatih olah kanuragan.
Saatnyapun tiba, ketika abdi dalem pengasuh Dewi Kilisuci keluar dari panti busana tempat dewi Kilisuci berdandan. Wanita itu menganggukkan badannya kepada Gusti Putri Galuh Sekar. Gusti putri segera memerintahkan abdi dalem pataya untuk memohon Gusti Pangeran Erlangga berkenan segera hadir untuk menyaksikan pagelaran tari putrinya.
Abdi dalem pataya bergegas bangkit, dengan membungkuk-bungkukkan badan ia berjalan memasuki istana dalam. Sebelum ia duduk dan menyembah Pangeran Erlangga, sang pangeran telah bertanya padanya.
"Apakah acaranya sudah siap emban ?" Tanyanya.
"Kasinggihan Gusti. (Iya Gusti). Paduka dimohon hadir menyaksikan pagelaran Gusti Ayu Kilisuci."
"Iya. Pergilah dulu. Sebentar lagi aku akan datang."Â