Mohon tunggu...
Wahyudi Nugroho
Wahyudi Nugroho Mohon Tunggu... Freelancer - Mantan MC Jawa. Cita-cita ingin jadi penulis

Saya suka menulis, dengarkan gending Jawa, sambil ngopi.

Selanjutnya

Tutup

Cerbung

Bab 31. Gudang Pusaka (Cersil STN)

20 Juni 2024   16:00 Diperbarui: 21 Juni 2024   22:13 307
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Marilah masuk ke goa persembunyian kami."

"Baik kakang"

Setelah membalas salam keempat orang yang menyambutnya, guru dan murid itu lantas ikut masuk ke dalam goa. Sembada bergegas menyalakan obor kecil dalam goa tersebut, sehingga ruangan itupun tidak terlalu gelap. 

Guru dan murid itu adalah Menjangan Gumringsing dan Sawung Kuning. Mereka datang memenuhi janjinya membantu Sembada untuk mengambil payung keramat Tunggul Naga.

Kedatangan dua orang itu mengubah rencana mereka.  Ada dua pekerjaan yang harus mereka lakukan bersamaan, yakni mencari keberadaan payung keramat Tunggul Naga, dan menguping musyawarah para sakti di padepokan Lodhaya.

Mencari tempat keberadaan payung pusaka itu tugas Sembada dan Sekar Arum. Sedangkan ki Ardi dan Nyai Rukmini akan mengintip dan menguping pembicaraan Singa Maruta dan kawan-kawannya. Tugas menjaga raga mereka diserahkan Ki Menjangan Gumringsing dan Sawung Kuning.

Hari yang ditunggupun tiba. Empat orang yang akan menjalankan tugas telah menyucikan diri. Hari itupun mereka berpuasa. Setelah matahari tenggelam di ufuk barat keempatnya masuk goa lebih dalam. Di ruang yang cukup longgar dan bersih, udaranyapun tidak pengap, mereka segera duduk bersila.

Sepuluh langkah dari mereka, Sawung Kuning duduk pula pada sebuah batu besar, menunggu raga keempat orang itu. Sementara Menjangan Gumringsing sibuk di depan perapian di depan goa, menyiapkan ketela dan ubi bakar untuk makan malam mereka berdua.

Sementara di padepokan Lodhaya suasana begitu meriah. Semua cantrik berkumpul di halaman, hendak menyaksikan pertunjukan yang mereka tunggu-tunggu. Malam itu adalah malam puncak, saat rembulan muncul di angkasa dan menerangi seluruh isi padepokan, akan diselenggarakan pertandingan babak akhir untuk merebut juara. 

Sebelum acara itu dimulai, aneka seni taripun akan dipertontonkan. Para penari adalah wanita-wanita cantik penghuni harem padepokan. Seperti biasa mereka akan berpakaian dan melakukan gerakan gerakan tari yang dapat memanaskan nafsu para cantrik.

Bunyi gamelan telah lama bertalu. Mengiringi gending-gending yang dinyanyikan para sinden yang sering mereka undang dalam acara-acara seperti itu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerbung Selengkapnya
Lihat Cerbung Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun