Mohon tunggu...
Wahyudi Nugroho
Wahyudi Nugroho Mohon Tunggu... Freelancer - Mantan MC Jawa. Cita-cita ingin jadi penulis

Saya suka menulis, dengarkan gending Jawa, sambil ngopi.

Selanjutnya

Tutup

Cerbung

Bab 23 Korban Cambuk Nagageni (Cersil STN)

24 April 2024   19:45 Diperbarui: 1 Juni 2024   14:57 324
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sembada segera mengikat kudanya pada pohon perdu di pinggir jalan. Ia lantas bergabung para pengawal dengan sepotong kayu dari dahan yang ia patahkan dari sebuah pohon.. 

Sejenak kemudian terdengar teriakan-teriakan puluhan orang yang keluar gerumbul-gerumbul perdu hutan itu. Semua telah menggenggam senjata. Ada yang bawa pedang, tombak, canggah, trisula bahkan sepasang bindi.

Seorang lelaki pendek kekar memimpin mereka. Sembada sudah hafal dengan orang itu. Dialah Trembolo, anak buah Gagakijo. Di sampingnya seorang tinggi besar, dialah Wadasgempal.

"Hahaha menyebar. Kepung rombongan ini. Jangan bunuh para wanitanya. Libas habis para pengawal."

Anggota gerombolan itupun menyebar. Mengepung para pengawal yang melingkari gerobak-gerobak barang. 

"Menyerahlah. Percuma kalian melawan. Jumlah kami dua kali lipat dari kalian." Kata Trembolo lantang.

"Persetan dengan jumlah kalian. Kami tidak akan menyerah. Majulah, jika ingin merasakan tajamnya pedang kami."

"Keras kepala. Bangkai kalian akan jadi santapan anjing-anjing liar di sini. Serbuuu".

Sejenak kemudian telah terjadi pertempuran yang riuh. Dentang senjata beradu dibarengi teriakan-teriakan bahkan juga umpatan dan makian anggota gerombolan. Sembada sudah tidak lagi kaget dengan perilaku mereka, ia telah berulangkali bertempur dengan orang-orang jahat anak buah Gagakijo.

Rupanya para pengawal rombongan pedagang itu cukup tangguh. Meski rata-rata harus menghadapi dua orang lawan namun belum ada tanda-tanda mereka terdesak.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerbung Selengkapnya
Lihat Cerbung Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun