Mohon tunggu...
Wahyudi Nugroho
Wahyudi Nugroho Mohon Tunggu... Freelancer - Mantan MC Jawa. Cita-cita ingin jadi penulis

Saya suka menulis, dengarkan gending Jawa, sambil ngopi.

Selanjutnya

Tutup

Cerbung

Bab 23 Korban Cambuk Nagageni (Cersil STN)

24 April 2024   19:45 Diperbarui: 1 Juni 2024   14:57 324
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Iya iya anak muda.  Mari kita rawat mereka segera."  Kata pimpinan pengawal.  Barulah kerumunan yang mengerubunginya bubar dan berjalan ke arah korban-korban pertempuran.

Sembada menambatkan kudanya pada sebatang pohon perdu di pinggir jalan itu.  Iapun lantas bergabung dengan para pengawal untuk mengumpulkan korban-korban pertempuran.  Ada tiga orang pengawal yang tewas, lima orang terluka parah dan sisanya terluka ringan.  Anggota gerombolan yang tertinggal semua tewas, jumlahnya tujuh belas orang.  Rata-rata mereka terluka oleh cambuk Sembada pada dada, perut atau pahanya.  Namun luka cambuk itu tidaklah terlalu dalam, ia hanya melumpuhkannya dari peperangan.  Namun bekas luka tusukan pedanglah yang mengakhiri hidup mereka.  Atas kenyataan itu Sembada tidak bisa menyalahkan para pengawal.  Mereka tentu marah karena sebagian temannya juga tewas dalam pertempuran itu.

Setelah mengumpulkan teman-temannya dan mengobati mereka yang terluka, mereka terpaksa juga mengumpulkan korban-korban dari pihak lawan.  Mereka tidak bisa membiarkan pergi begitu saja.  Karena rasa kemanusiaanlah mereka akhirnya menguburkan mayat-mayat itu di tempat terpisah.  Satu-satu mayat pengawal dibuatkan lubang pemakaman sendiri-sendiri.  Kemudian memberi tanda jika suatu saat keluarganya ingin mencari.  Namun bagi para korban dari anggota gerombolan perampok itu dikubur dalam satu lubang yang besar.  Tujuh belas orang bertumpuk tumpuk kemudian ditimbun dengan tanah.

Setelah kerja yang melelahkan itu mereka istirahat sejenak.  Nampak matahari sudah jauh turun di barat.  Mereka memutuskan untuk tidur semalam di tempat itu.  Sembada terpaksa menunda perjalanannya semalam lagi, karena permintaan pimpinan pengawal dan pedagang itu.

"Anakmas janganlah pergi dulu mendahului kami.  Terus terang kami masih trauma terhadap peristiwa yang baru saja terjadi.  Apalagi beberapa wanita yang ada digerobak itu.  Mereka butuh ketenangan batin hingga besok pagi. "

"Benar anak muda.  Gadis-gadis putri tuan pedagang ini tentu tak dapat tidur malam ini jika kau bergegas meninggalkan kami."

"Baiklah paman.  Aku akan menemani paman-paman semua berkemah semalam di tempat ini.  Aku kira sudah tidak ada yang perlu ditakutkan.  Kecuali beberapa hewan buas yang telah mencium darah tumpah di sini.  Mungkin mereka akan datang.  Namun tentu akan segera pergi kalau melihat perapian menyala di sini."

Pernyataan Sembada menyadarkan para pengawal, bahwa mereka butuh kayu-kayu kering untuk perapian.  Jika hari telah gelap sulit bagi mereka untuk mendapatkan kayu kering di hutan itu.  Karena semuanya akan nampak hitam tak terlihat.  Oleh karena itu beberapa orang pengawal telah berdiri dan berjalan masuk hutan kembali untuk mencari kayu.

Malam itu Sembada jadi pusat lingkaran para pengawal yang duduk di pinggir perapian.  Beberapa gadis juga ikut duduk di antara mereka.  Karena mereka merasa aman jika mereka dekat dengan para pengawal.

Lelaki tua pedagang itu menawarkan kepada Sembada pekerjaan sebagai pengawal tetapnya bilamana ia hendak pergi berdagang kemanapun.  Namun dengan halus Sembada menolaknya.  Karena kini ia sedang menjalankan tugas yang dibebankan oleh gurunya.

"Terima kasih atas tawaran paman.  Bukan aku menolak kesempatan yang baik itu.  Namun sekarang aku masih harus menyelesaikan tugas yang diberikan oleh guru.  Mencari saudara perempuan adik seperguruan saya, putri majikan orang tua saya yang hilang. "

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerbung Selengkapnya
Lihat Cerbung Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun