Mohon tunggu...
Wahyudi Nugroho
Wahyudi Nugroho Mohon Tunggu... Freelancer - Mantan MC Jawa. Cita-cita ingin jadi penulis

Saya suka menulis, dengarkan gending Jawa, sambil ngopi.

Selanjutnya

Tutup

Cerbung

Bab 23 Korban Cambuk Nagageni (Cersil STN)

24 April 2024   19:45 Diperbarui: 1 Juni 2024   14:57 324
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sembada segera menerjangkan kudanya kearah dua orang lawan pedagang itu.  Mereka tak sempat menghindar hingga tubuhnya terpelanting dan jatuh terbanting di tanah.  Dua orang itu mengumpat kasar.  Saat hendak berdiri dan mengangkat pedangnya lagi Sembada melecutkan cambuknya menghantam dada dan punggung mereka.  Sekali lagi mereka terpelanting dan jatuh untuk tidak bangun lagi.

Pedagang itu memanfaatkan waktu sejenak saat kedua lawannya yang masih ada tercengang melihat teman-temannya dibantai Sembada.  Dengan cepatnya ia menggerakkan pedangnya untuk menyerang lawan-lawannya.  Sebuah sabetan pedang menyobek perut lawannya dan sabetan yang lain membelah punggungnya.  Dua orang itupun rebah ke tanah untuk tidak bangkit lagi.

Trembolo dan Wadasgempal melihat kehadiran anak muda yang bersenjata cambuk di atas kuda itu.  Ingatannya segera melayang kepada anak muda yang pernah dikeroyoknya di dusun Suwaluh untuk mengambil sekantong uang hadiah baginya memenangkan lomba ketangkasan berkelahi di depan balai desa Sambirame.  Ia masih ingat pula ada pendekar bercambuk yang menyelamatkan para pengawal kademangan Majaduwur, saat gabungan gerombolan perampok yang dipimpin Gagakijo menyerang kademangan itu.  Bahkan Gagakijo dan Kelabangireng kedua-duanya terluka arang kranjang pada tubuhnya saat melawannya.

Ingat semuanya itu ia segera mengambil keputusan agar anak buahnya tidak habis dilibas pendekar itu.  Iapun meloncat mundur meninggalkan lawannya, diikuti oleh Wadasgempal yang berperilaku serupa.  Sejenak kemudian terdengar suitan yang panjang sebagai pertanda agar anak buahnya segera melarikan diri.

Sembada mendengar suitan itu.  Iapun tahu Trembolo yang melakukannya.  Maka ia gerakkan kudanya untuk memburu Trembolo dan Wadasgempal.  Namun dua orang itu cukup cerdik, mereka berlari berpencaran masuk lebatnya hutan.  Akhirnya Sembada hanya mampu menyerang anak buahnya yang terlambat sekejab melarikan diri.  Malang bagi mereka cambuk Sembada berhasil menjerat kaki mereka.  Mereka jatuh tengkurab mencium tanah.  Para pengawal yang berada di belakang segera menghabisinya dengan tusukan pedang.

Sembada masih mengejar dengan kudanya ke dalam hutan yang cukup padat itu.  Laju perjalanannya agak terhambat karena rapatnya pepohonan.  Sebentar kemudian terdengar suara panah sendaren dari arah medan pertempuran tadi.  Tentu pimpinan pengawal memerintahkan anak buahnya kembali, tidak mengejar terus anggota gerombolan itu.  Sembadapun akhirnya memutar kudanya untuk kembali.

Ketika ia keluar dari gerumbulan perdu hutan itu hatinya kaget.  Beberapa orang berdiri menyambutnya, dan dengan takjimnya  memberi hormat kepadanya.  Dua lelaki berdiri di barisan terdepan adalah pimpinan pengawal dan lelaki tua pedagang itu.

"Hormat kami kepada tuan pendekar.  Kami berterima kasih sekali telah mendapatkan pertolongan tuan."

"Maaf paman.  Tak patut paman memberi hormat kepadaku.  Akulah yang lebih muda seharusnya memberi hormat kepada paman-paman sekalian."  Kata Sembada setelah meloncat dari punggung kuda.

"Tidak anak muda.  Kamu sudah menyelamatkan nyawa kami.  Jika tidak kami semua pasti tewas.  Musuh terlalu banyak dan kuat bagi kami.  Jika tidak kamu bantu tentu kami pasti kewalahan menghadapinya."

"Baiklah paman.  Kita bersyukur masih diberikan umur panjang.  Mari kita rawat saudara-saudara kita yang terluka."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerbung Selengkapnya
Lihat Cerbung Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun