Saat jenuh di rumah, ide menulis buntu, kucoba mencari angin segar. Â Motor kukeluarkan dari rumah, kekendarai tanpa tujuan. Pokoknya habiskan waktu, sampai saatnya buka tiba.
Ngabuburit.
Aku kelilingi semua jalan di desaku. Sambil melihat aneka pemandangan di jalan, rumah-rumah, pohon dan sawah. Tak terasa aku masuk desa sebelah, desa Jambu kecamatan Kayen Kidul, wilayah Kabupaten Kediri.
Dari jauh telah nampak desa ini. Dikelilingi hamparan sawah yang luas. Dipagari rumpun bambu yang  cukup rapat. Persis tipologi desa kuno masyarakat Jawa. Desa babarongan.
Tentu dulu rumpun bambu itu lebih rapat lagi. Sebelum seorang bupati Kediri pernah ada yang mencanangkan program untuk mènghabisinya. Mungkin ia kurang mengkaji, betapa besar manfaat bambu.
Rumpun-rumpun bambu itu jadi sumber bahan makanan yang lezat. Iapun bisa didayagunakan untuk alat rumah tangga, bahan baku pembuatan rumah. Untuk keperluan di sawah. Juga penangkal berbagai bencana, angin, hewan buas, dan musuh yang mengancaam desa.
Hehe nglantur..... bahas bambu.
Aku ingat pernah diberitahu sahabatku. Â Bahwa di desa ini ada sebuah perpustakaan, yang dijadikan sebagai pusat pendampingan warga desa untuk gemar membaca. Â
Bahkan tidak sekedar itu. Konon mereka telah berhasil mencetak sebuah buku karya anak-anak remaja desa ini. Benarkah ?. Kede ngaranya kok bombastis. Â Agak meragukan. Â
Segera aku kelilingi desa ini. Â Perpustakaan itu katanya berdiri di dekat masjid. Â Setelah berputar-putar sebentar, setiap jalan kulalui, saban gang kumasuki, akhirnya ketemu juga. Â