Mohon tunggu...
Wahyudi Nugroho
Wahyudi Nugroho Mohon Tunggu... Freelancer - Mantan MC Jawa. Cita-cita ingin jadi penulis

Saya suka menulis, dengarkan gending Jawa, sambil ngopi.

Selanjutnya

Tutup

Roman

Roman Remaja : Tarian Cinta di SMA (Bab 3)

13 Maret 2024   01:29 Diperbarui: 14 Maret 2024   14:33 263
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pagi itu Anik bangun tidur agak dini.  Biasanya matahari telah menjenguk bumi ia masih berselimut.  Ia segera mandi dan ganti pakaian yang sering ia gunakan untuk melatih menari siswi-siswinya. Hanya jariknya yang beda.

Sebenarnya hari ini bukan jadwal latihan bagi anak anak yang bergabung dengan sanggar tarinya.  Ia mendapat pekerjaan untuk melatih siswi SD Tulungreja I, yang dipersiapkan untuk mengisi acara serah terima jabatan kepala sekolah di SD itu. Jadi ini semacam order kerja insidental yang sering ia kerjakan.

" Tumben kamu bangun pagi sekali hari ini. Bukankah hari minggu bukan jadwal latihan untuk murid muridmu. Tapi spesial free day bagi dirimu sendiri ?  " Tanya ibunya sambil mengambil nasi di rice cooker.

"Namanya free day Ma. Jadi bebas aku isi kegiatan apa saja. Tidak harus untuk kepentinganku sendiri."

"Terus kenapa pakai seragam berlatih. Apalagi yang kau kenakan jarik hadiah mama, motif batik Bali. Aku kira kau tak suka."

"Siapa bilang aku tak suka, ma. Hanya momennya saja belum aku dapatkan. Nah, momen itu hadir tanpa aku undang.  Aku diminta Bu Siti melatih siswi siswinya. Sebentar lagi ada acara serah terima jabatan kepala sekolah katanya. Jadi jarik hadiah Mama aku kenakan. Cantik enggak Ma ?."

"Cantiklah. Siapa dulu ibunya "

"Wuuu mama, narsis"

"Kenapa pakai jarik Bali ?" tanya ibunya tak menanggapi olokan anaknya.

"Beliau minta tari Bali yang akan dipentaskan. Bukankah ini pas ?" Kata Anik sambil beraksi peragakan gerak tari pulau dewata itu.  Ibunya tersenyum melihat gaya anik, ia sangat bangga dengan talenta anak bungsunya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Roman Selengkapnya
Lihat Roman Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun